Pelatihan Perhakiman Musabaqah al-Qur’an

TANGERANG – Sejumlah mahasiswi Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta mengikuti Pelatihan Perhakiman Musabaqah Al-Qur`an bagi Mahasiswa Angkatan 2009/2010 Pra-KKL Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta Tahun 2013 di Aula Rusunawa Pesantren (PeTa) Takhasus IIQ Jakarta, Kamis (04/04/2013). Peserta mendapatkan service berupa hardcopy materi, bloknot, pulpen, makanan ringan, dan makan siang. Pelatihan tersebut tidak dipungut biaya sama sekali.

Pelatihan yang merupakan bagian dari persiapan mahasiswi semester akhir yang tak lama lagi akan menghadapi Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini dimulai pukul 09.30 WIB dengan pembawa acara Ummi Tanzila. Setelah pembukaan, acara diteruskan dengan pembacaan ayat suci Al-Qur`an oleh Mimi Jamilah. Keduanya tak lain merupakan mahasiswi IIQ semester delapan IIQ Jakarta. Selanjutnya adalah sambutan Pembantu Rektor (purek) III IIQ Jakarta Ibu Dr. Hj. Umi Husnul Khatimah, M.A. yang dilanjutkan pembukaan secara resmi pelatihan tersebut.

Pada sambutannya, Ibu Umi mengatakan bahwa acara pelatihan perhakiman musabaqah Al-Qur`an sangat penting karena merupakan pelatihan berharga yang diperebutkan di masyarakat dan mengingat mahasiswi IIQ Jakarta yang sudah mahir dalam membaca Al-Qur`an dan menilai orang ketika membacanya, namun sayang belum sesuai buku pedoman penilaian yang ada. “Pelatihan ini sangat penting karena di luar sana, masyarakat berebut untuk bisa mengikutinya. Jika diadakan seleksi ketat, bisa jadi hanya dua peserta dari satu kecamatan yang bisa ikut,” tegasnya.

Maka, hal ini menjadi urgen karena mahasiswi IIQ Jakarta kelak akan menghadapi masyarakat yang pasti mempercayakan sepenuhnya bidang ke-Al-Qur`an-an kepada mereka. Jadi, diharapkan mahasiswi benar-benar menguasainya.

Acara dibuka secara resmi dengan bacaan Basmalah, dengan harapan bisa lancar dan berkah.
Memasuki acara inti, forum diserahkan kepada Kepala Biro Akademik dan Kemahasiswaan Dra. Hj. Nur Izzah, M.A. sebagai pemandu acara yang dibagi menjadi tiga sesi yang diisi oleh tokoh-tokoh per-MTQ-an tingkat nasional, bahkan internasional.

Sesi pertama, yakni pemaparan materi “Norma Penilaian Cabang Hifzh Al-Qur`an” oleh Ibu Dra. Hj. Romlah Widayati, M.Ag. Pada cabang ini, yang dinilai meliputi bidang tahfizh, tajwid, dan fashahah.

Usai pemaparan, Ibu Romlah yang sekarang menjabat sebagai Ketua Lembaga Penelitian dan Pengkajian Ilmiah (LPPI) IIQ Jakarta tersebut memberikan simulasi dengan meminta dua peserta pelatihan untuk maju ke depan. Peserta pertama, Sulistyowati, berperan sebagai peserta musabaqah, sedangkan yang lain, Siti Fatimah, bertugas menjadi Sail (penanya) yang memberikan soal-soal kepada peserta musabaqah. Adapun selain dua orang itu, semuanya menjadi dewan hakim yang sudah dibagi rata jumlahnya pada tiap-tiap bidang penilaian. Simulasi ini berjalan lancar dan meriah dengan diakhiri presentasi nilai dari perwakilan tiap-tiap bidang penilaian.

Berlanjut pada materi kedua, yaitu “Norma Penilaian Cabang Qira`at as-Sab’ah Murattal dan Mujawawad”, di mana bidang penilaiannya meliputi tajwid dan farsy al-huruf serta fashahah dan kaidah ushuliyyah. Acara sesi pertama ini berakhir pada pukul 12.45 WIB.

Setelah istirahat, shalat, dan makan, acara dilanjutkan kembali pukul 13.30 WIB yang diisi pemaparan materi oleh Ibu Dr. Hj. Umi Husnul Khatimah, M.A. Pada sesi kedua ini, Ibu Umi memaparkan “Norma Penilaian Cabang Syarh Al-Qur`an” dan sekilas tentang cabang Fahm Al-Qur`an.

Pada penjelasannya, Ibu Umi juga menyinggung sejarah Musabaqah Fahm Al-Qur`an (MFQ) yang pertama kali diperkenalkan oleh LPTQ DKI Jakarta dengan nama “Cerdas-cermat Isi dan Kandungan Al-Qur`an” pada tahun 1979.

Kemudian, sesi ketiga diisi oleh Ibu Dra. Hj. Maria Ulfah, M.A. yang menjelaskan penilaian pada bidang lagu, irama, dan suara untuk cabang Tilawah Al-Qur`an dan cabang Qira`at as-Sab’ah Murattal dan Mujawawad pada pukul 18.50 WIB. Sesi ketiga ini mundur dari jadwal semestinya—pukul 15.00 WIB—dikarenakan Ibu Maria berhalangan pada waktu tersebut.

Qariah internasional ini sedikit bercerita tentang perhakiman musabaqah yang Insya Allah juga akan dijalani para mahasiswi, di mana tidak mudah seperti kelihatannya. Menghadapi berbagai macam manusia nantinya, harus lebih menguatkan diri agar tidak terpengaruh faktor negatif. Juga, dalam musabaqah tersebut, baik sebagai dewan hakim maupun peserta, hendaknya meluruskan niat kembali, “Yaitu sebagai upaya dakwah memasyarakatkan Al-Qur`an dan sebagai wujud fastabiqul khairât, bukan hanya sekadar mengejar hadiah,” tutur Ibu Maria. Seluruh rangkaian acara rampung pada pukul 20.30 WIB. (Ummi Tanzila)

sumber: Kabar IIQ dimuat juga di www.pesantreniiq.or.id