Dekan FUD Bersama Delegasi “100 Cahaya untuk Imam Bukhari” Menjajaki Kerjasama dengan Kaligrafer Terkemuka di Uzbekistan
Tashkent – Ahad (16/02) Dekan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IIQ Jakarta, Dr. Muhammad Ulinnuha, bersama delegasi “100 Cahaya dari Indonesia untuk Amirul Mukminin fil Hadis, Imam Bukhari, bersilaturahim dengan Syekh Habibullah Saleh, salah satu kaligrafer terkemuka di kota Tashkent, Uzbekistan.
Dalam pertemuan tersebut dibicarakan tentang kemungkinan kerjasama dalam bidang pengembangan kajian Islam, khususnya kaligrafi.
Dalam paparannya, Syekh Habibullah menyebutkan bahwa tulisan, kaligrafi dan arsitektur adalah warisan leluhur yang tidak sekadar bernilai indah, tapi juga menunjukkan pesan simbolik ajaran Tuhan yang sarat makna.
“Secara ontologi, arsitektur kaligrafi berasal dari keindahan sifat Tuhan yang diajarkan kepada Nabi Adam, dan terwariskan kepada anak cucunya. Di dalamnya ada simbol dan pesan tentang hakekat ajaran-Nya. Karena itu kita penting untuk mempelajarinya,” tegasnya.
Dalam diskusi yang berlangsung di ruang kerja selama sekitar empat jam, Syekh Habibullah, yang juga keturunan Imam Bukhari ini, menerangkan pesan-pesan simbolik dari karya-karya kaligrafisnya. Bahkan ia juga menunjukkan tulisan mushaf ustmani yang beliau salin sebanyak tujuh eksemplar dari sebuah mushaf kuno yang diyakini warisan dari abad ketujuh.
“Mushaf ini saya salin menggunakan tinta warna emas sebanyak tujuh eksemplar. Empat sudah terdistribusi ke beberapa musium, baik dalam maupun luar negeri. Tersisa tiga eksemplar yang masih kami simpan di sini. Semoga satu eksemplar dapat dibawa ke Indonesia,” harapnya antusias.
Sebagaimana diketahui bahwa di Museum Hazrat Imam di Tashkent, terdapat mushaf Al-Quran kuno yang diyakini berasal dari era Ustman bin Affan.
Selain itu, seni kaligrafi di Uzbekistan sangat pesat perkembangannya sejak kerajaan Samanid dan kekaisaran Timurid. Kota Samarkand, Bukhara dan Khiva adalah pusat arsitektur kaligrafi Islam yang indah dengan masjid, madrasah dan musium yang megah.
Di penghujung acara, delegasi memberikan cinderamata kepada Syekh Habibullah, dan beliau juga memberi hadiah kaligrafi berupa tulisan nama masing-masing delegasi. Bahkan secara khusus, beliau memberikan salinan surat Nabi Saw kepada raja Heruklius hasil salin tangan beliau sendiri kepada delegasi dari FU UIN Jakarta.
“Saya sangat berterima kasih atas kunjungan Bapak/Ibu. Ini adalah bukti persahabtan dan persaudaraan antara Uzbekistan dan Indonesia yang sejak lama sudah diinisiasi oleh Soekarno. Semoga bermanfaat,” pungkasnya.
Acara ditutup dengan doa untuk kesuksesan program 100 cahaya dari Indonesia untuk amirul mukminin. Semoga cita-cita agung tersebut terkabul dan segera terwujud. [MU]



