Hasil Riset: Angka Buta Aksara Al-Qur’an di Indonesia Tinggi, Sebegini
Rektor Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta Nadjmatul Faizah menyebut angka buta aksara Al-Qur’an di Indonesia masih sangat tinggi.
Hal itu diketahui dari hasil riset yang dilakukan Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat IIQ lewat program Kuliah Kerja Lapangan (KKL) tahun akademik 2021/2022.
Riset mengangkat tema ‘Peran Perempuan dalam Pemberantasan Buta Aksara Al-Qur’an dan Pemberdayaan Masyarakat’, dilakukan secara nasional di 25 provinsi.
Menurut Nadjmatul, dari pengujian yang dilakukan terhadap 3.111 muslim, terdapat 72,25 persen terkategori belum mampu membaca Al-Qur’an dengan baik.
Karena itu, IIQ bertekad menjadi mitra pemerintah untuk peningkatan mutu pendidikan Al-Qur’an dan siap berkontribusi besar dalam pengajaran Al-Qur’an. Dia mengatakan hal tersebut pada wisuda IIQ ke-23 yang berlangsung secara luring di Gedung Universitas Terbuka Convention Center, Tangerang Selatan, Banten Kamis (15/9).
Hadir perwakilan Kementerian Agama, Kepala Sub Direktorat Pendidikan Al-Qur’an Mahrus El Mawa. Dalam sambutannya Mahrus mengatakan IIQ Jakarta telah merespons perkembangan zaman.
“IIQ menjadi sesuatu yang unik untuk terus dikembangkan. Kekhasan yang dimiliki IIQ Jakarta perlu dikembangkan.”
“Artinya, penelitian tentang perempuan sangat diperlukan, baik perempuan masa lalu, masa sekarang, maupun masa depan. Hal ini akan menjadi kontribusi baru untuk memahami ilmu Al-Qur’an,” ucapnya.
IIQ Jakarta berkomitmen untuk terus berbenah dan melakukan perbaikan di usianya yang kini menginjak 45 tahun.
IIQ Jakarta banyak menjalin kerja sama di antaranya dengan Kementerian Agama, perguruan tinggi, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dan Jamiah Al-Qur’an Al-Karim Sudan.
Selain itu IIQ Jakarta juga menjalin kerja sama dengan sejumlah pemerintah daerah yang memberikan beasiswa untuk belajar di IIQ Jakarta.
Misalnya, Provinsi Riau, Kabupaten Pidie (Aceh), Kabupaten Siak (Riau) dan Kabupaten Kutai Kartanegara (Kalimantan Timur).