Pembekalan dan Pelepasan KKL Internasional IIQ Jakarta 2025
Jumat, 9 Mei 2025, Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta melaksanakan kegiatan pelepasan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Internasional untuk tahun akademik 2024/2025. Kegiatan ini dihadiri oleh Rektor IIQ Jakarta, Ibu Assoc. Prof. Dr. Hj. Nadjematul Faizah, SH, M.Hum, yang juga memberikan sambutan kepada para peserta KKL yang akan melaksanakan kegiatan di luar negeri.
Dalam sambutannya, Rektor Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta menyampaikan rasa syukur yang mendalam atas terlaksananya acara Pembekalan dan Pelepasan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Internasional untuk tahun akademik 2024/2025. Menurut Rektor, dengan mengusung tema “Al-Qur’an, Perempuan, dan Konservasi Lingkungan”, Rektor IIQ Jakarta berharap agar para peserta KKL dapat mengaplikasikan nilai-nilai Al-Qur’an dalam menjaga keseimbangan alam dan mempromosikan keberlanjutan lingkungan. Beliau menekankan bahwa perempuan memiliki peran strategis dalam melestarikan alam.
Lebih lanjut, Rektor menegaskan bahwa kegiatan KKL ini merupakan bagian integral dari visi IIQ Jakarta untuk menjadi perguruan tinggi Islam bereputasi global dengan keunggulan berbasis Al-Qur’an pada tahun 2044. Kegiatan ini bertujuan untuk melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, juga sebagai sarana untuk menanamkan nilai-nilai keislaman di tengah masyarakat global.
Setelah itu, laporan Dr. Syahidah Rena, M.Ed, menyampaikan bahwa KKL Internasional ini dilaksanakan dalam dua tahap. Tahap pertama, yaitu KKL di Malaysia, akan berlangsung dari 14 Mei hingga 11 Juni 2025, bertempat di Sanggar Belajar Mula Gombak, Selangor. Dalam kegiatan ini, lima mahasiswa terpilih dari Prodi IAT dan KPI akan ikut serta, di antaranya Andiny Mahardika, Aulia Sarah Nasarudin, Afaf Afrah, Indira Putri Ihsan, dan Siti Nur Zulaiha Azzahra, yang semuanya akan dibimbing oleh Dr. Ahmad Hawasi, M.A.
Selanjutnya, tahap kedua adalah KKL di Thailand, yang berlangsung pada 12 Juli hingga 8 Agustus 2025, dengan tempat pelaksanaan di Narathiwat, Thailand Selatan. Kegiatan ini melibatkan 12 mahasiswa dari berbagai jurusan, seperti PAI dan PIAUD, yang akan dipandu oleh Dr. Sofian Effendi, M.A. Peserta di Thailand antara lain Tansiska Wiksa Viana, Alifia Fathin Darmawan, Callista Qotrunnada, Mia Audina, Shabrina Putri Awari, Widya Farohatul Husna, Farizua Mufida, Devi Septiani, Astia Qutratul Aini, Ufia Nafsah Rahmandani, Fanny Rahma Sary, dan Atika Salwa Khairunnisa.
Dengan melibatkan dua negara yang berbeda, KKL Internasional 2025 memberikan kesempatan untuk memperkuat hubungan antarnegara dan memperluas jaringan internasional.
Dalam presentasi yang disampaikan oleh Pak Haidar Ali, beberapa topik menarik turut dibahas, termasuk latar belakang fenomena migrasi PMI, hak anak untuk mendapatkan pendidikan, serta peran pemerintah dalam membuka akses pendidikan. Hal ini menjadi salah satu alasan penting dalam melibatkan mahasiswa dalam KKL ini, dengan tujuan memberikan kesadaran tentang pentingnya pendidikan bagi anak-anak PMI yang berisiko tidak memiliki dokumen lengkap.
Selain itu, strategi dari KBRI Kuala Lumpur juga ditekankan, dengan program-program seperti Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL), Surat Bukti Pencatatan Kelahiran (SBPK), Sanggar Bimbingan (SB), serta Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM) sebagai langkah-langkah yang mendukung kelancaran pendidikan bagi anak-anak migran.
Pak Haidar juga menyoroti tantangan dalam KKN internasional, seperti pentingnya mengajar dengan metode yang sesuai, penyesuaian budaya, dan masalah pembiayaan selama di luar negeri. Dalam kegiatan KKN di Sanggar Bimbingan (SB), mahasiswa diajarkan untuk memberi wawasan kebangsaan, memperkenalkan budaya Indonesia, serta memperkuat karakter Pancasila di kalangan siswa.
Pak Haidar tidak lupa menekankan beberapa etika penting yang harus dipatuhi oleh mahasiswa dalam kegiatan KKN, seperti menjaga sikap santun, mengenakan pakaian yang sopan, berkoordinasi dalam setiap kegiatan, dan tidak membandingkan kondisi tempat tinggal dengan kondisi di Indonesia. Dengan mematuhi aturan tersebut, mahasiswa diharapkan dapat menjadi teladan bagi lingkungan sekitarnya.
Rangkaian acara untuk mempersiapkan peserta Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Internasional IIQ Jakarta 2025 dilanjutkan dengan sesi pembekalan yang dipandu oleh Dr. Hendra Kholid. Pada sesi ini, Dr. Hendra Kholid menyampaikan pemaparan yang sangat penting mengenai Etika Komunikasi KKL Internasional. Dalam presentasinya, beliau menekankan sejumlah prinsip dasar komunikasi yang harus diterapkan oleh setiap peserta selama pelaksanaan KKL di luar negeri, guna menjaga keharmonisan dan keberhasilan kegiatan tersebut.
Pertama-tama, Dr. Hendra menekankan pentingnya menghormati budaya lokal. Peserta diharapkan untuk memahami dan menghargai norma-norma serta tradisi yang berlaku di tempat tujuan KKL. Tindakan yang tidak sopan, seperti berbicara keras atau mengenakan pakaian yang tidak sesuai dengan adat setempat, harus dihindari. Peserta juga diingatkan untuk menggunakan bahasa yang tepat dalam berkomunikasi, agar pesan yang disampaikan dapat dipahami dengan mudah oleh semua pihak, terutama dalam konteks lintas budaya.
Selain itu, aspek penting lainnya yang disampaikan adalah penggunaan media sosial dengan bijak selama kegiatan KKL. Peserta diingatkan untuk tidak menyebarkan informasi pribadi yang sensitif dan memastikan bahwa apa yang dibagikan tidak merugikan pihak lain.
Lebih lanjut, Dr. Hendra Kholid memberikan pemaparan penting mengenai enam kunci sukses yang menjadi fondasi keberhasilan program ini.
Salah satu kunci utama yang ditekankan oleh Dr. Hendra adalah kedisiplinan. Kedisiplinan yang tinggi sangat diperlukan dalam menjalankan berbagai kegiatan selama KKL, baik itu terkait dengan waktu, pelaksanaan program, maupun komitmen terhadap tanggung jawab yang diemban.
Selain itu, kerjasama dengan tokoh masyarakat atau pimpinan lembaga menjadi salah satu faktor penting dalam menjamin keberhasilan program dan peran dan aktivitas mahasiswa juga tak kalah penting dalam kesuksesan KKL. Mahasiswa harus aktif berpartisipasi dalam berbagai kegiatan pemberdayaan yang ada di masyarakat. Selain itu, tanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian pada masyarakat menjadi penentu utama apakah program KKL dapat berjalan dengan baik dan memberi manfaat yang berkelanjutan bagi masyarakat yang dilibatkan.
Lebih, lanjut bapak Abdul Rosyid, MA memberikan bekal mengenai metode pembelajaran Al-Quran yang tepat untuk diterapkan di sana.
KKL Internasional 2025 diharapkan dapat membangun kesadaran akan pentingnya pendidikan, konservasi lingkungan, dan peran perempuan dalam perubahan sosial global. (FP)