debat mahasiswa

Dialog Interaktif: Dari Program Ambis Sampai Mahasiswa Apatis

Penulis: Kiky Adeana dan Siti Nuraini

IIQ Jakarta kembali menggelar Dialog Interaktif Pemilu Raya atau biasa disebut dengan Pemira pada Jumat, 18 November 2022. Dialog Interaktif tahun ini dilaksanakan secara offline dan ditayangkan secara live streaming melalui Youtube. Agenda tahunan ini diselenggarakan di Pesantren Takhassus IIQ Jakarta dan dihadiri oleh Civitas akademika salah satunya yaitu Kepala Biro Akademik Kemahasiswaan dan alumni Ibu Reksiana MA., Pd., Ketua Pesantren Takhsassus IIQ Jakarta Ibu Ruaedah MA., Badan Kelengkapan Keluarga Besar Mahasiswa (BKKBM), serta Mahasiswi IIQ jakarta dari berbagai Fakultas.

Dialog Interaktif merupakan salah satu dari beberapa rangkaian dari Pemliu Raya yang bertujuan sebagai salah satu fasilitas bagi Calon-Calon Kandidat dan Parlemen BKKBM IIQ Jakarta untuk berkampanye dan memperlihatkan eksistensinya agar siap mengemban amanah di lingkup lembaga Kemahasiswaan BKKBM IIQ periode 2023-2024.

Zharfani Nahwa Jannah, sebagai ketua pelaksana Pemira tahun ini menyampaikan bahwa Pemilihan umum raya ini melibatkan seluruh mahasiswi IIQ Jakarta beserta staff akademika yang akan menentukan masa depan IIQ dalam satu periode kedepan. Maka dari itu, seluruh Mahasiswi IIQ Jakarta dihimbau untuk menggunakan hak suaranya sebaik mungkin dalam memilih calon pemimpin.

Pemira tahun ini merupakan kali pertama yang diselenggarakan secara offline setelah kurang lebih 2 tahun pasca pandemi covid-19. Sistem dari pemira tahun ini tidak jauh berbeda dari tahun sebelumnya, yaitu menggunakan sistem E-Voting dan E-Registrasi.

Dialog Interaktif berjalan lancar, dimulai dengan penyampain Visi Misi dari calon – calon Kandidat pimpinan dan parlemen, dilanjut dengan tanya jawab yang masing-masing Calon diberikan kesempatan waktu 2 menit untuk berbica.

Berbagai pertanyaan dilemparkan dari mulai dosen, anggota BKKBM, serta mahasiswa IIQ yang hadir baik secara offline maupun melalui komentar di youtube. Salah satu pertanyaan yang menarik yaitu program apa yang ditawarkan oleh setiap kandidat untuk membuat lembaga yang dipimpin menjadi lebih baik dan tentunya semakin bersinar khususnya di kalangan mahasiswi IIQ mengingat banyak mahasiswa IIQ yang apatis. Dilihat dari minimnya kehadiran mahasiswa di berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh BKKBM dari tahun ke tahun.

Berbagai jawaban yang keluar dari beberapa kandidat ialah melakukan pendekatan-pendekatan kepada mahasiswa dan memberi tempat kepada mahasiswa untuk mengeluarkan aspirasi melalui kotak saran terkait program apa yang harus diberikan oleh setiap lembaga, baik dari Dema Institut, maupun Dema Fakultas.

Acara ini diharapkan dapat menjadi salah satu alat penilaian untuk keluarga besar IIQ Jakarta dalam menentukan Pemimpin yang ideal dan amanah,untuk BKKBM IIQ kedepannya serta menghindari mahasiswa untuk Golput.