Peringatan Harlah IIQ Jakarta ke-44 serta Haul Prof. KH. Ibrahim Hosen

Ahad, 4 April 2021 Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta mengadakan Haul Almarhum Prof. K.H. Ibrahim Hosen, LML dan Hj. Zatiah Kadir, dan Taksyakur Dr. M. Nadratuzzaman Hosen serta dalam rangka Milad IIQ ke-44, dan menjelang Ramadhan 1442 H yang diikuti oleh 209 peserta baik secara online dan ofline.

Acara ini dimulai dengan pembacaan khotmul Quran 30 Juz sebanyak 47 kali khataman yang dimulai sejak seminggu sebelumnya oleh 42 kelompok mahasiswa dan 5 kelompok alumni IIQ Jakarta. Acara puncak dilaksanakan pada hari minggu dengan pembacaan khotmil Qur’an dan tahlil yang dipimpin oleh ibu Hj. Atiqoh, S.Th.i, do’a khaotmul Qur’an oleh Ibu Hj. Umi Hasunah, MA dan kemudian dilanjutkan dengan pembacaan solawat oleh Ibu Dra. Hj. Maria Ulfa, MA.

Dr. H. M. Nadratuzzaman Hosen dalam sambutannya beliau menuturkan profil Prof. Ibrahim hosen dan perjuangan almarhum dalam mendirikan kampus IIQ dan PTIQ. Semasa hidupnya almarhum menerapkan Pendidikan kedisiplinan dan ketegasan dalam mendidik anak-anaknya. Beliau pun bersyukur IIQ dan PTIQ berjalan dengan lancar dan berharap semoga acara ini dapat terus berlanjut.

Rektor IIQ Jakarta Prof. Dr. Hj. Huzaimah T. Yanggo, MA dalam sambutannya menuturkan alasam mengapa yang diperingati adalah hari wafat bukan hari lahirnya? hal ini dikarenakan ketika lahir mahusia belum bisa memberi manfaat apa-apa, tapi ketika wafat dapat meninggalkan jejak yang luar biasa. Beliau berharap semoga almarhum akan mendapat ganjaran pahala yang berlipat ganda dari Allah, dan IIQ tetap jaya dalam menciptakan SDM yang unggul dan perempuan yang bermartabat.

Beliau juga menginstruksikan kepada alumni IIQ Jakarta untuk mendata alumni agar diketahui eksistensinya di masyarakat sehingga IIQ menjadi maju dan bermartabat, menjadi tokoh perempuan yang berguna dalam melakukan perbaikan bangsa dan negara serta melaksanakan kegiatan keaagamaan.

Terakhir beliau juga mengucapkan selamat atas prestasi yang diperoleh Bapak Dr. H. M. Nadratuzzaman Hosen.

Ibu Dra. Hj. Mursyidah Thahir, MA sebagai Perwakilan alumni memaparkan tentang sejarah terbentuknya pemikiran Prof. Ibrahim Hosen dalam mendirikan IIQ Jakarta yaitu dimuali pada tahun 1964 yang ramai dengan pemberitaan tentang gender dan melegalkan aborsi. Sehinggal pada Tahun 1970 almarhum memperhatikan Pendidikan perempuan Indonesia dengan mendirikan IIQ. Hal ini dimulai dengan dasar pemikiran bahwa perempuan harus memiliki derajat yang sama dengan laki-laki. Tujuan didirikannya IIQ Jakarta adalah untuk mencetak ulama perempuan yang intelek yang menguasai ulumul Qur’an dan Qira’at.

Sambutan terakhir disampaikan oleh sesepuh IIQ Jakarta yaitu Bapak Dr. KH. A. Munif Suratmaputra, MA. Beliau menjelaskan bahwa Orang yang sudah meninggal dikelompokan menjadi 4, yaitu:

  1. Orang yang meninggal dan ikut pula meninggal kebaikan dan keburukannya.
  2. Orang yang meninggal, kebaikannya ikut meninggal dan keburukannya tetap berjalan.
  3. Orang yang meninggal, kebaikannya terus berjalan dan keburukannya berjalan pula.
  4. Orang yang meninggal, keburukannya berhenti, dan kebaikannya tetap mengalir.

Acara ini kemudian ditutup dengan do’a yang dipimpin oleh Bapak KH. Ahmad Fathoni, LC. MA., ketua Dewan Pengasuh Pesantren Takhasus “IIQ Jakarta”.