Haul Ke-23 Prof. KH. Ibrahim Hosen: Bukti Bakti dan Cinta Anak kepada Orangtua

Tangerang Selatan – Sabtu, 2 Maret 2024, bertepatan dengan 21 Sya’ban 1445 H, keluarga besar Prof Ibrahim Hosen menyelenggarakan Haul Ke-23 Almagfurlah Prof. KH. Ibrahim Hosen. Acara ini dihadiri oleh keluarga besar, dosen, tenaga kependidikan, alumni IIQ Jakarta, dan DEMA IIQ Jakarta. Acara ini diselenggarakan di Masjid Al-Husainy, Jl. WR. Supratman No. 60, Kampung Utan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan.

Prof. Dr. Ir. HM. Nadratuzzaman Hosen, MS, MEc, Ph.D, mewakili keluarga, menyampaikan ucapan terima kasih atas kehadiran para tamu undangan. Beliau juga menyampaikan terima kasih atas do’a-do’a yang dilantunkan untuk Prof. Ibrahim Hosen dan keluarga besar. Prof Nadra menyatakan bahwa acara haul ini merupakan bentuk bakti dan cinta anak kepada orangtua.

“Acara tarhib Ramadhan ini, waktu almarhum masih hidup, memang beliau laksanakan. Kami mengundang keluarga besar IIQ dalam rangka silaturrahim dan menyambut bulan suci Ramadhan. Sedangkan masalah haul, memang beliau tidak pernah meminta langsung kepada kami, tapi kalau saya diajak pergi ke haul, maka beliau mengatakan inilah bukti kecintaan anak kepada orangtuanya yang sudah meninggal yakni melaksanakan haul. Jadi sebenarnya kami ini melaksanakan haul itu berdasar kepada kecintaan kami kepada beliau. Mengenai masalah do’a sampai tidak sampai itu urusan Allah kata beliau.”

Lanjut Prof Nadra, ketika orang tua sudah meninggal dunia, hal terpenting yang dilakukan anak adalah memanjatkan doa untuk mendiang orang tua.

Acara haul menunjukkan bahwa orang tua berhasil membangun hubungan harmonis dengan sang anak semasa hidup. Sehingga anak betul-betul menghormati dan mencintai orang tuanya, bahkan ketika orang tua mereka telah berpulang ke rahmatullah.

Pada kesempatan ini, bapak Dr. Muhammad Azizan Fitriana, M.Ag., menyampaikan ceramah mauidhoh. Beliau menyampaikan beberapa poin, di antaranya:

Pertama, Keutamaan mendoakan orang yang meninggal, Doa sangat bermanfaat bagi orang yang sudah meninggal, terutama bagi mereka yang meninggal dalam kondisi syahid. Kedua, Kemungkinan Prof. Ibrahim Hosen meninggal dalam kondisi syahid, Prof. Ibrahim Hosen meninggal dalam perjuangan menghidupkan Al-Quran melalui Institut Ilmu Al-Quran Jakarta dan berbagai warisan keilmuan lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa beliau meninggal dalam kondisi syahid. Ketiga, Keutamaan orang yang meninggal syahid, Orang yang meninggal syahid memiliki beberapa keutamaan, di antaranya adalah diampuni dosanya, mendapatkan mahkota bertatahkan mutiara, dan dapat memberikan syafaat kepada 70 orang terdekatnya.

“Kita tahu bahwa Prof Ibrahim Hosen Ketika meninggal dalam perjuangan menghidupkan Al-Quran melalui Institut Ilmu Al-Quran Jakarta, kemudian warisannya di PTIQ, belum di Fakultas di berbagai UIN beliau tinggalkan legacy keilmuan yang luar biasa. Maka itu sudah membuktikan bahwa beliau meninggal dalam kondisi syahid. Maka kemudian, dengan pembuktian bahwa meninggal dalam kondisi syahid, ada satu hadis mengatakan keutamaan orang mati syahid. Yaitu Orang-orang yang mati syahid memiliki beberapa “keramat” (keutamaan). Ada 8 keramat yang disebutkan dalam sebuah hadis, diantaranya adalah orang yang meninggal syahid diberikan mahkota bertatahkan Mutiara yang mana satu Mutiaranya lebih baik dari dunia dan seisinya” Ucap Dr Azizan dalam ceramahnya

“Artinya beliau ini meninggal dalam kondisi Sultan. Walaupun kita bukan keluarganya, minimal kita sebagai anak ideologisnya (muridnya), akan kecipratan berkahnya”

Pada kesempatan ini bapak Dr Azizan menceritakan pengalamannya saat melakukan “sowan” ke makam Prof Ibrahim Hosen. “Dengan mengacu pada sebuah dalil bahwa jika kita dapat dekat dengan orang sholeh, baik yang sudah meninggal maupun yang masih hidup, minimal dia akan mengalirkan angin-angin syurga. Dengan karomahnya orang soleh.”

Pak Dr Azizan menegaskan bahwa kita bukan melakukan khurafat, namun mendoakan sebagaimana Rasulullah yang mempraktikkan dan mendoakan orang yang sudah meninggal. Beliau menyampaikan bahwa setiap majelis haul ada manfaat untuk orang yang sudah meninggal dan juga masih hidup.

“Bagi yang meninggal akan melihat pemandangan syurga, bagi yang masih hidup, adalah kita menjadi mukmin yang paling cerdas, karena banyak mengingat kematian dan mempersiapkannya. Kita jangan siap mati, justru kita harus siap hidup. Saya mendapat cerita dari bu Rektor, beliau mendirikan IIQ Jakarta di usia 60 tahun. Kalau orang biasa di usia 60 tahun kan lagi berfikir main-main sama cucu menikmati masa tua. Tapi beliau mendirikan IIQ yang tentu itu pekerjaan yang luar biasa itu. Maka meneladani beliau, bahwa mengingat mati adalah harus siap berjuang untuk hidup. Berjuang bagaimana kita melihat legacy beliau. Ilmunya, bukunya. Itu karena beliau siap hidup. Dan beliau hidup sampai sekarang”

Acara haul diawali dengan Khataman Al-Qur’an 30 Juz, doa khotmil Qur’an yang dipimpin oleh Ibu Hj Istiqomah, lalu dilanjutkan dengan pembacaan Rattibul Haddad oleh Ibu Hj Mutmainnah, MA, pembacaan sholawat oleh tim LSBM IIQ Jakarta, dan ceramah mauidhoh yang disampaikan oleh Bapak Dr Azizan Fitriana (Direktur Pascasarjana IIQ Jakarta). Acara selanjutnya sambutan keluarga oleh Bapak Prof Dr Ir HM Nadratuzzaman Hosen, MS, MEc, PhD, serta diakhiri dengan do’a oleh Bapak Prof Dr Abdul Wahab Abd Muhaimin, Lc, MA. Haul ini menjadi momen untuk mengenang jasa dan pemikiran Prof. KH. Ibrahim Hosen, LML, seorang ulama yang telah banyak memberikan kontribusi bagi kemajuan Islam di Indonesia.

Doa bersama menyambut bulan suci Ramadhan juga menjadi bagian penting dalam acara ini. Diharapkan dengan doa bersama, umat Islam dapat menyambut Ramadhan dengan hati yang bersih dan penuh persiapan.

Haul Ke-23 Prof. KH. Ibrahim Hosen menjadi momen refleksi dan inspirasi bagi seluruh yang hadir. Semangat dan dedikasi beliau dalam menyebarkan ilmu dan dakwah Islam patut untuk diteladani. Selain itu tujuan haul ini di gelar adalah untuk mengenang jasa Prof. KH. Ibrahim Hosen, Mendoakan almarhum agar mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT, Mempererat tali silaturahmi antar keluarga besar dan civitas akademika IIQ Jakarta.

Haul menjadi salah satu cara untuk mengenang dan mendoakan orang yang telah meninggal dunia serta meneladani ajaran dan keteladanannya. Acara haul ini ditutup dengan ramah tamah dan makan bersama.

DSC07223-min

DSC07030-min

DSC07071-min

DSC07136-min

DSC07130-min DSC07088-min-min DSC07066-min

DSC07035-min-min

DSC07065-min-min

DSC07201-min

DSC07228-min

DSC07214-min DSC07154-min DSC07151-min DSC07146-min-min

DSC07151-min DSC07154-min  DSC07038-min-min

a5d2b2a1-8921-4115-930b-31de39f93103  36444512-ab5f-43c5-938f-1b154914165b dc599a5d-5a29-4889-a6df-d15eb69de23f

3ce7e052-9d12-41e6-982f-b0e6849cb8cf