Sidang Promosi Doktor IIQ Jakarta Terus Berlanjut

Rektor Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, Associate Prof. Dr. Hj. Nadjmatul Faizah, SH., M.Hum., memimpin secara langsung rangkaian sidang promosi doktor Program Pascasarjana IIQ Jakarta pada Agustus 2025. Sidang berlangsung dalam suasana akademik yang khidmat di Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir.

Rangkaian sidang promosi doktor ini lanjut dilaksanakan pada hari Sabtu, 16 Agustus 2025, Rabu, 20 Agustus 2025, Kamis, 21 Agustus 2025, Jum’at 22 Agustus 2025, dan Sabtu 23 Agustus 2025.

Pada 16 Agustus 2025, sidang diikuti oleh Muhaemin dengan disertasi berjudul “Konsep Pengembangan Potensi An-Nafs dan Implikasinya dalam Pendidikan Perspektif Al-Qur’an”. Ujian berlangsung pukul 09.30–11.30 WIB dengan tim pembimbing Prof. Asep Saepudin Jahar, MA., Ph.D. dan Dr. Muhammad Azizan Fitriana, MA. Adapun penguji terdiri dari Prof. Dr. Armai Arief, M.Ag., Dr. Siti Rohmah, MA., serta Dr. Muyasaroh, M.Pd.I.

Sidang berikutnya digelar pada 20 Agustus 2025, diikuti oleh Syaifullah yang mempertahankan disertasinya berjudul “Rekonstruksi Epistemologi At-Tafsīr Bi Al-Ma’śūr (Studi Kritis Pemikiran Faḍl Ḥasan ‘Abbās, Muḥammad ibn ‘Umar ibn Sālim Bāzmūl, dan Musā’id aṭ-Ṭayyār)”. Sidang yang berlangsung pukul 08.30–10.30 WIB ini dibimbing oleh Prof. Dr. Said Agil Husin Al-Munawar, MA., dan Assoc. Prof. Dr. Muhammad Ulinnuha, MA., dengan penguji Prof. Dr. Artani Hasbi, MA., Dr. Muhammad Azizan Fitriana, MA., serta Dr. Ahmad Syukron, MA.

Sementara itu, pada 21 Agustus 2025, sidang promosi doktor diikuti oleh dua kandidat. Pertama, Uus Mauludin dengan disertasi “Epistemologi Sunnatullah (Kajian Tafsir Tematik Multidisipliner)”. Ujian dilaksanakan pukul 09.30–11.30 WIB dengan pembimbing Prof. Dr. Artani Hasbi, MA., dan Dr. Muhammad Azizan Fitriana, MA., serta penguji Prof. Dr. Hamdani Anwar, MA., Dr. Ahmad Syukron, MA., dan Ade Naelul Huda, Lc., MA., Ph.D.

Kandidat kedua adalah Cecep Rahmat dengan disertasi berjudul “Deradikalisasi Penafsiran Ayat-Ayat Jihad Ibnu Taimiyah (Studi Kritis Kitab Majmu’ah al-Fatāwā dan At-Tafsīr al-Kabīr Karya Ibnu Taimiyah)”. Sidang dilaksanakan pukul 13.30–15.30 WIB dengan pembimbing Prof. Dr. Artani Hasbi, MA., dan Dr. Muhammad Azizan Fitriana, MA. Tim penguji terdiri atas Prof. Dr. Hamdani Anwar, MA., Dr. Ahmad Syukron, MA., serta Assoc. Prof. Dr. Siti Rohmah, MA.

Kemudian pada hari Jum’at 22 Agustus 2025, sidang akan digelar sejak pagi hingga sore hari dengan menghadirkan tiga kandidat doktor. Kandidat pertama adalah Nur Izzah, yang mempertahankan disertasi berjudul “Kontekstualisasi Tafsir Ayat-Ayat Talak dengan Pendekatan Double Movement Fazlur Rahman (1919-1988 M.)”. Penelitian ini mengkaji pemikiran Fazlur Rahman dengan pendekatan gerakan ganda (double movement) sebagai upaya menghadirkan relevansi tafsir ayat-ayat talak dengan realitas kontemporer.

Sidang kemudian berlanjut dengan kandidat kedua, Siti Shopiyah, yang memaparkan disertasinya berjudul “Reinterpretasi Tafsir Tarbawi (Telaah Penafsiran Ayat-Ayat Mu’asyarah bi al-Ma’ruf Perspektif Qiroah Mubadalah)”. Karya ilmiahnya menekankan pentingnya membaca ayat-ayat Al-Qur’an dengan perspektif kesalingan (mubadalah), khususnya dalam konteks relasi suami-istri yang adil dan harmonis.

Kandidat seanjutnya adalah Abdul Rosyid dengan disertasi berjudul “Peran Alif terhadap Keserasian Tulisan, Bunyi, dan Makna (Telaah Ḥażf, Ziyādah, dan Ibdāl Ḥurūf dalam Al-Qur’an)”. Penelitiannya menyingkap dimensi linguistik huruf alif dalam Al-Qur’an, serta bagaimana variasi penggunaannya memengaruhi keindahan dan keserasian teks suci.

Sementara itu, Sabtu 23 Agustus 2025, sidang promosi doktor menghadirkan satu kandidat, yaitu Siti Mukhliso. Ia mempertahankan disertasi berjudul “Konsep Ketahanan Keluarga dalam Al-Qur’an (Studi Tafsir Ayat Kisah Keluarga Nabi Perspektif Sosiologi Profetik)”. Disertasi ini mengkaji kisah-kisah keluarga para nabi dalam Al-Qur’an untuk merumuskan konsep ketahanan keluarga yang relevan dengan tantangan kehidupan modern.

Dengan terselenggaranya rangkaian sidang tersebut, Pascasarjana IIQ Jakarta kembali melahirkan cendekiawan Muslim yang memiliki kedalaman ilmu, integritas, dan kemampuan untuk menghubungkan kajian Al-Qur’an dengan konteks sosial, budaya, serta keilmuan modern. (FP)