Haul Ke-7 Ibunda Hj. Zatiah Kadir dan Silaturahim Civitas Akademika IIQ Jakarta

Tangerang Selatan – Bertepatan dengan tanggal 22 Syawal 1445 H, Keluarga Besar Prof KH Ibrahim Hosen mengadakan Haul Ke-7 Ibunda Hj. Zatiah Kadir dan Silaturahim Civitas Akademika IIQ Jakarta. Acara ini berlangsung pada hari Rabu, 01 Mei 2024, pukul 08.00 hingga 11.00 WIB di Masjid Al-Husainy, Jl.WR.Supratman No.60 RT.02 RW.04 Kampung Utan Ciputat Timur, Tangerang Selatan.

Haul ini merupakan momen untuk mengenang dan mendoakan almarhumah Hj. Zatiah Kadir yang wafat pada tanggal 21 Syawal 1438 H. Selain itu, acara ini juga menjadi ajang silaturahim bagi civitas akademika IIQ Jakarta.

Kegiatan ini dihadiri oleh sekitar 150 tamu undangan yang terdiri dari dosen IIQ Jakarta, para alumni, tenaga kependidikan dan mahasiswa. Dalam sambutannya, Prof. Nadratuzzaman Hosen mengisahkan kenangan indah bersama sang ibu.

Pertama, Sosok Pendidik Disiplin: Ibunda Hj Zatiyah merupakan seorang pendidik yang disiplin. Sebelum anak-anaknya belajar di sekolah, beliau sudah lebih dahulu mengajarkan materi sekolah. Menurut Prof Nadra, seorang ibu yang mampu mendidik di rumah akan sangat bagus karena anaknya sudah siap belajar.

Kedua, Ketegasan dalam Keuangan: Ibunda Zatiyah selalu mengecek keuangan anak laki-lakinya untuk memastikan tidak digunakan untuk hal-hal yang tidak baik. Namun, beliau tetap menyediakan makanan untuk anak-anaknya di rumah. mendorong mereka untuk belajar dan bermain di rumah.

Ketiga, Mengajarkan Kehidupan Sehari-hari: Ibunda Zatiyah mengajarkan pada anak-anaknya cara berbelanja di pasar dan berbagai hal praktis lainnya. Hal ini menanamkan nilai-nilai penting tentang pengelolaan keuangan dan kemandirian.

Keempat, Penguasaan Bahasa Asing: Ibunda Zatiyah adalah sosok perempuan yang pandai berbahasa asing. Beliau menguasai Bahasa Belanda, Bahasa Jepang, Bahasa Arab dan Bahasa Inggris.

“Jadi kalau ketemu ibu pejabat bapak saya selalu ajak ibu saya agar bisa timpalin pakai bahasa Belanda. Saya pikir para mahasiswa harus pandai berbahasa” ujar Prof Nadra.

Kelima, Manajer Rumah Tangga Handal: Ibunda Zatiyah adalah sosok manajer rumah tangga yang handal dan mampu mengatur keuangan, dan mengurus keluarga dengan baik.

Keenam, Sosok di Balik Masjid Al-Husayni: Ibunda Zatiyah merupakan sosok di balik terbangunnya Masjid Al-Husayni, yang menjadi tempat ibadah bagi keluarga dan masyarakat sekitar. Hal ini menunjukkan dedikasi dan ketaatannya pada agama.

Ketujuh, Ketegasan dan Keteladanan: Ibunda Zatiyah dikenal sebagai sosok yang tegas pada hal-hal yang sifatnya prinsip, dan selalu menjadi teladan dan berpegang teguh pada nilai-nilai kebenaran

Kedelapan, Kecintaan pada Buku dan Al-Qur’an: Ibunda Zatiyah selalu mengingatkan anak-anaknya untuk membaca buku dan membaca Al-Qur’an.

Prof Nadra dalam sambutannya kemudian menekankan pentingnya silaturahim antar keluarga besar IIQ Jakarta dan membentuk komunitas dan social capital. Beliau juga menekankan bahwa IIQ Jakarta adalah milik bersama dan perlu dijaga bersama.

“Yang kami garap sebagai keluarga besar, kita ingin semua merasakan IIQ Jakarta adalah milik bersama, bukan milik siapa siapa. IIQ bukan milik keluarga tapi bagaimana membangun kekeluargaan di IIQ. Perlu ada semacam semangat IIQ berkembang” tuturnya.

Sementara itu, Warek I IIQ Jakarta Ibu Dr. Hj. Romlah Widayati, MA pada kesempatan ini menyampaikan mauidzoh hasanah. Beliau mengenang tradisi yang biasa dilakukan oleh Ibunda Hj Zatiyah.

“Tradisi yang biasa beliau lakukan sejak kami menjadi mahasiswa sebelum Ramadhan beliau selalu mengadakan pertemuan. Kegiatannya khotmil Qur’an, sholawat, rottib haddad, bahkan tidak hanya menjelang bulan Ramadhan saja akan tetapi setiap bulan Ramadhan. Dulu hampir setiap bulan kami diajak makan masakan ibu yang lezat. Itu yang terkesan”

“Ibunda Hj. Zatiah adalah orang yang senang menjamu tamu, senang kepada mahasiswa IIQ, senang dengan Al-Qur’an dan orang-orang yang menghafal Al-Quran. Beliau mewakafkan masjid dan rumahnya untuk dijadikan kelas bagi mahasiswa belajar. Beliau juga mengajari mahasiswa membuat masakan dan membuat menu yang enak dan beliau sering mengingatkan hal-hal baik.” Kenang beliau.

Ibu Dr Romlah menjelaskan bahwa orang yang meninggal akan meninggalkan nama baiknya. Haul ini diadakan untuk mengingat kematian Ibunda Hj. Zatiah dan mengingat kebaikannya. Beliau kemudian mengingatkan hadirin tentang kematian dan pentingnya mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat. Beliau juga menekankan bahwa orang yang meninggal syahid akan mendapatkan imbalan yang luar biasa.

Beliau kembali menceritakan tentang bagaimana Ibunda Hj. Zatiah selalu memberikan perhatian dan kasih sayang kepada anak-anaknya, dan beliau mengatakan bahwa putra-putri Ibu Hj. Zatiah bisa sukses tentu tidak lepas dari apa yang dilakukan oleh beliau sebagai seorang Ibu.

“Mimpi Prof Ibrahim Hosen itu untuk memajukan pendidikan perempuan. Prof Ibrahim Hosen mendirikan pendidikan tinggi untuk perempuan karena perempuan adalah madrasatul ula” tandasnya.

Haul Ke-7 Ibunda Hj. Zatiah Kadir dan Silaturahim Civitas Akademika IIQ Jakarta diharapkan dapat memperkuat hubungan silaturahim antar keluarga besar IIQ Jakarta dan meningkatkan semangat untuk bersama-sama membangun IIQ Jakarta.

DSC08452-min

DSC08527-min DSC08524-min

DSC08538-min