IIQ Audiensi dengan Menteri PPPA, Perkuat Kolaborasi untuk Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Jakarta, 22 Mei 2025 – Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta melakukan audiensi resmi dengan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI ibu Arifatul Choiri Fauzi di Kantor KPPPA, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat. Audiensi yang berlangsung pada pukul 14.00-15.00 WIB ini dihadiri langsung oleh Rektor IIQ Jakarta, Assoc. Prof. Dr. Hj. Nadjematul Faizah, SH, M.Hum., bersama jajaran pimpinan seperti Wakil Rektor 1, Dr. Romlah Widayati, MA, Wakil Rektor 3, Dr. Hj. Muthmainnah, MA, dan Sekretaris Rektor, Fifin Pratiwi.
Kegiatan ini merupakan langkah strategis IIQ Jakarta untuk menjalin kerja sama dengan KPPPA dalam rangka pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, sesuai dengan misi institusi yang mengintegrasikan pendidikan pesantren dan pendidikan tinggi Islam dengan tujuan menghasilkan sarjana perempuan yang berakhlak mulia, hafal Al-Qur’an, dan berkompeten dalam bidang keislaman. IIQ Jakarta juga berkomitmen mengembangkan kajian dan riset yang berorientasi pada peningkatan kualitas perempuan dan perlindungan anak di Indonesia.
Rektor IIQ Jakarta, Assoc. Prof. Dr. Hj. Nadjematul Faizah, menyampaikan bahwa institusinya memiliki berbagai program akademik dan pengabdian masyarakat yang secara aktif terlibat dalam edukasi pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak, termasuk sosialisasi sekolah ramah anak, workshop, dan pelatihan parenting berbasis nilai-nilai Qur’ani. Melalui audiensi ini, IIQ berharap dapat memperkuat sinergi dengan KPPPA untuk mengoptimalkan peran pendidikan agama dalam mendukung kebijakan nasional pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.
Menteri PPPA ibu Arifatul Choiri Fauzi menyambut baik audiensi tersebut dan menegaskan pentingnya kolaborasi antara lembaga pendidikan Islam seperti IIQ dengan pemerintah dalam membangun generasi perempuan yang tangguh, berdaya, dan mampu mencegah kekerasan berbasis gender. Audiensi ini menjadi bagian dari upaya strategis KPPPA untuk memperluas jaringan kemitraan dan mengintegrasikan nilai-nilai Islam yang moderat dan progresif dalam berbagai program pemberdayaan.
Dalam sambutannya, Menteri PPPA Arifah Fauzi menekankan pentingnya program unggulan Kemen PPPA yakni Ruang Bersama Indonesia (RBI), yang merupakan kelanjutan dari program Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak (DRPPA). Program RBI dirancang sebagai upaya kolaboratif lintas kementerian dan lembaga dengan melibatkan masyarakat di tingkat desa, guna mengatasi berbagai persoalan perempuan dan anak serta memperkuat keluarga sebagai unit terkecil bangsa.
Saat ini, kata ibu Menteri, RBI telah diimplementasikan di tujuh titik yang mewakili lima zona di Indonesia, yaitu Jambi, Kalimantan Selatan, Gorontalo, Nusa Tenggara Timur, Jawa Timur, DKI Jakarta, dan Banten. Hingga akhir tahun ini, menargetkan 138 desa/kelurahan ramah perempuan dan anak bertransformasi menjadi RBI. Perbedaan utama terletak pada penambahan indikator kolaborasi dan sinergi.
Selain itu, RBI merespons tantangan zaman dengan memfasilitasi permainan tradisional berbasis kearifan lokal yang dapat membentuk karakter dan nilai sosial anak, sebagai alternatif dari penggunaan gadget yang seringkali membuat anak menjadi kurang sosial.
Tak hanya RBI, Ibu Menteri Arifah Fauzi juga memaparkan dua program unggulan lainnya dari Kemen PPPA, yaitu perluasan layanan call center SAPA 129 untuk pengaduan kekerasan dan penguatan satu data gender dan anak berbasis desa. Data ini penting untuk memahami permasalahan secara spesifik di tiap wilayah sehingga solusi yang diambil menjadi lebih tepat sasaran.
Rektor IIQ Jakarta beserta para Wakil Rektor mengapresiasi program-program Kemen PPPA tersebut dan menyatakan komitmen institusinya untuk mendukung penuh upaya pemerintah dalam pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.
Audiensi berlangsung hangat dan produktif, dengan kedua pihak sepakat untuk merancang program-program kolaboratif ke depan, seperti seminar, kuliah umum, dan pengembangan modul pengasuhan ramah anak yang mengacu pada ajaran Al-Qur’an. Kegiatan ini menunjukkan upaya bersama dalam membangun Indonesia yang berkeadilan gender dan bebas dari kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta, yang berdiri sejak 1977 atas prakarsa almaghfurlah Prof. KH. Ibrahim Hosen, LML, dikenal sebagai kampus penghafal Al-Qur’an dan pusat studi Al-Qur’an yang terdepan. Dengan akreditasi B dan berbagai program studi unggulan, IIQ terus berkontribusi dalam pengembangan pendidikan Islam dan keislaman yang relevan dengan tantangan masa kini. (FP)