IIQ Jakarta Ambil Peran dalam “Aksi Keluarga Indonesia”: Menko PMK Tekankan Pentingnya Keluarga di Era Digital

Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta kembali menunjukkan kiprahnya dalam upaya memperkuat ketahanan keluarga melalui partisipasinya dalam acara bergengsi bertajuk Aksi Keluarga Indonesia yang diselenggarakan pada 4 September 2025 di Gedung Kemenko PMK, Jakarta. Kegiatan yang digagas Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) ini menjadi momen penting untuk menguatkan kolaborasi lintas lembaga dalam rangka mewujudkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul sekaligus berakhlak mulia.

Salah satu peran kunci IIQ Jakarta dalam acara ini adalah penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan Kemenko PMK, yang membuka peluang kerja sama lebih lanjut dalam rangka memperkuat ketahanan keluarga melalui pendidikan berbasis nilai-nilai agama dan akhlak. Sebagai lembaga pendidikan tinggi yang berfokus pada pengembangan ilmu Al-Qur’an, IIQ berkomitmen untuk berkontribusi dalam upaya memperkuat keluarga sebagai pilar utama pembangunan bangsa.

Rektor IIQ Jakarta, Associate Prof. Dr. Hj. Nadjematul Faizah, SH, M. Hum, dalam sambutannya, menekankan pentingnya keluarga sebagai fondasi utama dalam pembangunan bangsa. “Keluarga adalah sekolah pertama yang tidak pernah libur,” ujar beliau. Dalam konteks ini, mendidik keluarga bukan hanya sekadar tugas untuk hari ini, tetapi juga investasi yang akan berpengaruh besar bagi masa depan. Hal ini sejalan dengan visi IIQ Jakarta yang ingin menggabungkan pendidikan tinggi dengan tradisi pesantren, mempersiapkan mahasiswa untuk menjadi pendidik utama di rumah tangga dan masyarakat.

Rektor IIQ Jakarta juga menyampaikan bahwa institusinya merasa bangga dapat berkolaborasi dengan berbagai pihak, baik pemerintah maupun lembaga lain, dalam upaya membangun keluarga Indonesia yang berdaya. “Mahasiswa IIQ Jakarta tidak hanya belajar di kelas, tetapi juga terjun langsung ke masyarakat, mengajar ibu-ibu, mendampingi mualaf, serta memberantas buta aksara Al-Qur’an,” ujarnya. “Ilmu yang kami tanam langsung hidup di tengah masyarakat,” tambahnya.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang PMK, Prof. Dr. Pratikno, M.Soc.Sc., menekankan peran sentral keluarga sebagai fondasi utama dalam pembentukan karakter bangsa. Dalam sambutannya, bapak Pratikno menegaskan bahwa keluarga merupakan “rumah pertama, sekolah pertama, dan tempat pertama anak mengenal cinta serta kasih sayang.” Namun, beliau juga mengingatkan bahwa saat ini Indonesia sedang menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya, yakni derasnya arus digitalisasi yang menggeser kehangatan interaksi keluarga. “Hari ini, anak-anak kita lebih sering menatap layar gawai daripada mata orang tuanya. Suara notifikasi ponsel terdengar lebih nyaring dibandingkan tawa keluarga,” ungkapnya.

Bapak Pratikno menyoroti fenomena ini sebagai tantangan serius yang tidak bisa diabaikan. Beliau menekankan bahwa teknologi, termasuk kecerdasan buatan, tidak boleh menggantikan peran orang tua dalam memberikan kasih sayang. Menurutnya, algoritma memang mampu membaca keinginan manusia, namun tidak bisa menentukan masa depan anak-anak. Karena itu, ia mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bersatu menjaga keutuhan keluarga dari disrupsi digital yang kian masif. “Keluarga adalah tempat berkumpul, berteduh, dan berlindung. Kita hadir di sini untuk menguatkan kembali nilai itu,” tegasnya.

Untuk menjawab tantangan tersebut, Menko PMK menyampaikan sejumlah strategi yang bisa dilakukan keluarga Indonesia. Pertama, mengurangi screen time dan memperbanyak green time, yaitu memperluas interaksi dengan alam serta menghidupkan kembali kebersamaan tanpa gawai. Kedua, membangun ruang terbuka hijau yang tidak hanya liveable tetapi juga loveable sebagai sarana berkumpul dan bermain bersama keluarga. Ketiga, memperkuat peran orang tua sebagai pengasuh utama, sehingga anak-anak tidak bergantung pada gawai sebagai babysitter. “Pelukan orang tua tidak akan pernah bisa digantikan oleh aplikasi apa pun,” ujar Pratikno dengan penuh penekanan.

Selain itu, Menko PMK juga mendorong penghidupan nilai-nilai agama dan akhlak mulia di dalam keluarga, mulai dari shalat berjamaah, mengaji bersama, hingga bercerita yang lebih bermakna daripada sekadar menonton media digital. Bapak Pratikno juga menekankan pentingnya melestarikan budaya luhur bangsa melalui keluarga, mengaktifkan solidaritas antar tetangga, serta memperluas kolaborasi lintas sektor dalam mendukung ketahanan keluarga. Menurutnya, meskipun digitalisasi menghadirkan tantangan, teknologi juga bisa dimanfaatkan sebagai sarana untuk meningkatkan koordinasi dan kerjasama dalam membangun kualitas keluarga yang lebih baik.

Acara ini juga menyajikan peluncuran materi sosialiasi E-book yang mengangkat tema “Penguatan Ketahanan Keluarga untuk Indonesia Emas 2045”. Buku digital ini bertujuan memberikan wawasan serta panduan bagi keluarga Indonesia dalam menghadapi tantangan masa depan.

Sebagai tambahan, acara ini juga menyuguhkan penampilan musik dari Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta yang menambah semangat dan suasana meriah dalam mendukung tema acara tersebut. Aksi Keluarga Indonesia ini diharapkan dapat memperkuat sinergi berbagai pihak untuk mewujudkan keluarga Indonesia yang tangguh. (FP)