IIQ Jakarta dan UIN Jakarta Gelar Mā Warā’ al-Nahar Indofestive 2025 dan International Colloquium on Islamic Studies (ICOIS) 2025
Jakarta, 26 Juni 2025 — Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta menggandeng Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dan Imam Bukhari International Scientific Research Center Uzbekistan untuk menggelar dua agenda internasional bergengsi: Mā Warā’ al-Nahar Indofestive 2025 dan International Colloquium on Islamic Studies (ICOIS) 2025. Kedua kegiatan ini akan menghadirkan pameran budaya dan forum ilmiah yang menyatukan para cendekiawan dari berbagai penjuru Asia dalam satu panggung kolaborasi global.
Digelar pada 3–4 Juli 2025 di Auditorium Harun Nasution, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, acara ini menjadi bagian dari program berkelanjutan 1000 Cahaya Indonesia. Tak hanya itu, kegiatan ini juga merupakan tindak lanjut dari kunjungan sebelas delegasi peneliti warisan Imam Bukhari ke Uzbekistan pada Februari lalu, yang membuka jalan bagi kolaborasi ilmiah lintas negara.
Sebagai wadah memperkuat jejaring akademik dan menelusuri kekayaan khazanah Islam yang menghubungkan warisan intelektual Asia Tengah dan Asia Tenggara, khususnya Nusantara, ICOIS 2025 akan menghadirkan deretan cendekiawan lintas negara. Delegasi dari Uzbekistan—termasuk para peneliti dari Pusat Studi Perawi Hadis Sahih Imam Bukhari dan Imam Tirmizi, pakar kajian keislaman dari Pusat Riset Imam Maturidi, serta akademisi dari sejumlah perguruan tinggi Islam terkemuka di Indonesia dan Uzbekistan—siap berbagi wawasan dan riset terbaru mereka dalam forum ilmiah ini.

Lebih dari sekadar forum ilmiah, kegiatan ini menjadi ruang inspiratif dan edukatif yang menyasar generasi muda, komunitas akademik, hingga masyarakat umum di kawasan Jabodetabek untuk terlibat dalam dialog keilmuan lintas budaya dan zaman.
Selama dua hari pelaksanaan, acara akan diramaikan dengan beragam sesi presentasi ilmiah yang mengupas isu-isu strategis, mulai dari perkembangan ilmu hadis di wilayah Mawarannahr, pemikiran tafsir al-Maturidi, pengaruh teologi Maturidiyah, hingga alur transfer keilmuan dari Asia Tengah ke Nusantara. Sejumlah narasumber ternama dijadwalkan tampil, di antaranya Prof. Dr. Mulyadhi Kartanegara, Prof. Dr. Shovosil Ziyodov—Direktur Imam Bukhari International Scientific Research Center, Prof. Kusmana, serta para akademisi internasional lainnya yang kompeten di bidangnya.
Tak hanya forum ilmiah, acara ini juga dirangkaikan dengan pameran bertema perjalanan sejarah bangsa Indonesia—mulai dari era kerajaan, masa kolonialisme, pasca kemerdekaan, hingga kiprah diplomasi Indonesia di panggung global. Salah satu momen diplomatik yang disorot adalah peran visioner Presiden pertama RI, Soekarno, dalam mendorong penemuan kembali makam Imam Bukhari pada tahun 1956—sebuah langkah bersejarah yang mempererat ikatan emosional antara Indonesia, Uzbekistan, dan dunia Islam secara luas.
Acara ini akan resmi dibuka pada Kamis, 3 Juli 2025 pukul 09.00 WIB, dan diharapkan dapat menumbuhkan semangat keilmuan Islam sekaligus mempererat hubungan antar lembaga akademik dari Asia Tengah dan Asia Tenggara.