IIQ Jakarta Toreh Sejarah Kolaborasi Internasional di Uzbekistan, Perkuat Diplomasi Pendidikan dan Budaya Indonesia di Kancah Global
SAMARKAND – Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta bersama Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta menorehkan sejarah baru dalam diplomasi pendidikan antarbangsa. Keduanya sukses menyelenggarakan Indonesia–Uzbekistan Cultural & Collaboration Week (IUCCW) 2025 yang digelar sejak 24 Oktober hingga 1 November 2025 di Uzbekistan.
Kegiatan kolaboratif berskala internasional ini menjadi momentum penting bagi IIQ Jakarta dalam memperkuat reputasi sebagai perguruan tinggi Al-Qur’an yang berdaya saing global, dengan menampilkan wajah Islam Indonesia yang moderat, berilmu, dan berbudaya. Program ini didukung penuh oleh KBRI Tashkent serta Komunitas Lintas Profesi “1000 Cahaya Indonesia”, yang menjadi penggerak diplomasi rakyat dan jejaring lintas profesi.
Selain para akademisi dan periset dari UIN dan IIQ Jakarta, kegiatan IUCCW 2025 juga dihadiri ratusan masyarakat Indonesia dari berbagai latar belakang, mulai dari pengusaha, ulama, budayawan, aktivis sosial, artis, influencer, hingga diaspora Indonesia yang datang dari Malaysia dan Inggris Raya.
Duta Besar Indonesia untuk Uzbekistan, Dr. Siti Ruhaini Dzuhayatin, menyampaikan apresiasi tinggi atas kolaborasi ini. “Rombongan delegasi 1000 Cahaya Indonesia merupakan yang terbesar dalam sejarah wisata orang Indonesia ke Uzbekistan. Hal ini menunjukkan potensi besar bangsa sekaligus citra positif Indonesia di mata dunia, bahwa selain besar dalam kuantitas, Indonesia pun memiliki sumber daya manusia yang berkualitas,” ujarnya saat jamuan makan siang di KBRI Tashkent (25/10/2025).
Rangkaian kegiatan strategis selama sepekan meliputi kerja sama di bidang wisata, kajian warisan peradaban, atraksi budaya, dialog wirausaha, hingga konferensi internasional. Sejak 24 Oktober 2025, sebanyak 125 delegasi 1000 Cahaya Indonesia tiba di Bandara Internasional Tashkent. Dalam rombongan tersebut tampak Rektor IIQ Jakarta, Assoc. Prof. Dr. Hj. Nadjmatul Faizah, S.H., M.Hum., Dekan Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Prof. Ismatu Ropi, Prof. Ir. Muhammad Nadratuzzaman Hosen, KH. Ali Nurdin, Ketua Yayasan Gawi Sabumi HM Basmi Sarman, serta tokoh publik seperti Indra Bruggman dan Ina Rahman yang turut berperan sebagai duta kebudayaan.
Keesokan harinya, 25 Oktober 2025, Duta Besar RI untuk Uzbekistan menjamu delegasi dalam acara Makan Siang Bersama di KBRI Tashkent. Suasana penuh keharuan terasa ketika seluruh peserta bersama-sama menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Indonesia Tanah Pusaka. Acara tersebut sekaligus menandai peluncuran resmi Indonesia Cultural & Collaboration Week 2025, ditandai dengan pemukulan gong oleh Rektor International Islamic Academy of Uzbekistan (IIAU), Prof. Kamilov Muzaffar Muratovich.
Pada kesempatan tersebut, KBRI Tashkent menampilkan tarian Nusantara, Gending Sriwijaya, dan Pencak Silat yang dibawakan secara istimewa oleh pemuda-pemudi Uzbekistan, menandakan eratnya hubungan budaya kedua bangsa.
Tanggal 26 Oktober 2025, delegasi kembali diundang dalam acara makan malam bersama Duta Besar RI Dr. Siti Ruhaini dan Ikatan Pengusaha Wanita Uzbekistan, disertai peragaan busana rancangan Malica Sultan, desainer ternama asal Bukhara.
Puncak kegiatan IUCCW berlangsung pada 28 Oktober 2025, bertepatan dengan peringatan 97 tahun Hari Sumpah Pemuda. Untuk pertama kalinya, akademisi Indonesia–Uzbekistan menggelar Konferensi Internasional “Imam Bukhari & Scholarship to the Muslim World 2025”, yang diselenggarakan secara kolaboratif antara UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, IIQ Jakarta, serta Pusat Kajian Ilmiah Internasional Imam Bukhari dan Imam Maturidi di Samarkand.
Dalam kesempatan ini, Yayasan Gawi Sabumi menyerahkan kitab Sabilal Muhtadin karya ulama besar Nusantara Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari sebagai salah satu koleksi baru Perpustakaan Imam Bukhari. Penyerahan dilakukan oleh Guru Adam dan HM. Basmi Sarman.
Upacara peresmian konferensi dibuka oleh Duta Besar Siti Ruhaini Dzuhayatin bersama Prof. Shovosil Ziyodov, Direktur Pusat Kajian Ilmiah Internasional Imam Bukhari. Dalam acara tersebut, diserahkan pula lukisan kaligrafi khat Diwani Jail karya Fira Sari Islami, mahasiswi IIQ Jakarta, sebagai bentuk diplomasi budaya dan persembahan dari IIQ untuk Uzbekistan.
Selanjutnya, 29 Oktober 2025, sebanyak 60 pembicara dari Indonesia (Jakarta dan Bengkulu), Tashkent, dan Samarkand membahas tema besar pengaruh Imam Bukhari terhadap perkembangan keilmuan Islam di dunia, termasuk di Indonesia. Acara ini mendapat sambutan antusias dari peserta dan menghasilkan Perjanjian Kerja Sama (MoU) antara UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan Pusat Kajian Riset Ilmiah Internasional Imam Maturidi, serta antara IIQ Jakarta dengan Pusat Kajian Riset Internasional Imam Bukhari.
Kegiatan ini disepakati akan menjadi event tahunan yang berlanjut pada tahun 2026 mendatang, menandai langkah konkret kolaborasi ilmiah antara Indonesia dan Uzbekistan.
Di sela-sela kegiatan resmi, para delegasi juga berkesempatan mengunjungi berbagai situs penting peradaban Islam di Tashkent, Bukhara, dan Samarkand. Di antaranya Madrasah Barak-Khan, Masjid Tillya Sheikh, Makam Syekh Abu Bakr Kaffal Shashi, Ensemble Lyabi Hauz, Menara Kalyan, Madrasah Miri-Arab, Madrasah Ulugbek dan Abdulaziz Khan, Masjid Bolo Khauz, Makam Ismail Muslim Samani, Chashma-Ayub, hingga Makam Imam Bukhari, Imam Maturidi, dan Syekh Bahauddin Naqsyabandhi.
Selain bidang pendidikan dan kebudayaan, kegiatan Indonesia–Uzbekistan Cultural and Collaboration Week 2025 juga membuka peluang kerja sama ekonomi. Delegasi pengusaha Indonesia dan Asosiasi Pengusaha Uzbekistan di Samarkand melakukan pertemuan untuk membahas potensi bisnis di sekitar kompleks Masjid Imam Bukhari, termasuk peluang ekspor-impor yang saling menguntungkan bagi kedua negara.
Melalui kegiatan ini, IIQ Jakarta menegaskan komitmennya untuk terus berperan aktif dalam diplomasi pendidikan dan kebudayaan Islam internasional, serta memperluas jejaring akademik lintas negara. Kolaborasi ini membuktikan bahwa IIQ Jakarta bukan hanya pusat keilmuan Al-Qur’an, tetapi juga aktor penting dalam membangun harmoni peradaban global melalui nilai-nilai Qur’ani, ilmu, dan budaya.


