Kuliah Umum Program Studi Komunikasi Dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Ushuluddin Dan Dakwah IIQ Jakarta Dengan Tema “Strategi Dakwah Kaum Muda Di Era Wabah”
Saat ini dunia dilanda musibah yaitu munculnya Covid-19, di mana sangat mempengaruhi kehidupan sosial kita dan semua lini kehidupan masyarakat. Sehingga, untuk mengurangi penyebaran Covid-19 pemerintah mengajurkan untuk di rumah saja, belajar dari rumah, bekerja dari rumah dan beribadah pun di rumah. Begitu juga dalam berdakwah. Dakwah sejatinya adalah kebutuhan umat manusia, dengan berdakwah bisa menyampaikan kebaikan kepada masyarakat. Berdakwah biasanya dilakukan secara langsung menghadirkan jamaah di majelis dakwah. Tetapi, karena situasi yang tidak memungkinkan adanya musibah Covid-19 ini, maka tidak bisa menghadirkan jamaah ke majelis dakwah secara tatap muka. Maka, pelaku dakwah (Da’i) melakukan berbagai strategi baik menggunakan tulisan (quotes) ataupun video materi terkait dakwah yang disebarkan melalui media sosial yang dimilikinya. Dengan tujuan, untuk menyampaikan materi dakwahnya agar mudah diterima dengan baik oleh masyarakat. Baik masyarakat pedesaaan ataupun perkotaan.
Untuk itu, Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IIQ Jakarta mengadakan Kuliah Umum secara virtual menggunakan aplikasi Zoom Meeting pada hari Kamis, 18 Februari 2021, pukul 13.30 wib – selesai. Dengan tema “Strategi Dakwah Kaum Muda di Era Wabah”. Mengundang Narasumber Dr. KH. M. Asrorun Ni’am Sholeh, MA (Deputi Pengembangan Pemuda Kemenpora RI dan Ketua MUI Periode 2020-2025). Dihadiri oleh 271 partisipan termasuk Dosen dan Mahasiswa.
Dalam Kuliah Umum kali ini, dihadiri oleh Wakil Rektor I Ibu Hj. Nadjematul Faizah, SH., M.Hum. memberikan sambutan mewakili Rektor IIQ Jakarta Ibu Prof. Hj. Huzaemah Tahido Yanggo., MA. Dalam sambutannya beliau menyampaikan apresiasinya “Tema yang akan disampaikan sangat tepat dengan Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), yang akan mensyiarkan dakwahnya dan mengembangkan strategi-strategi dakwahnya terutama dalam masa pandemic ini. Di Fakultas Ushuluddin dan Dakwah ada mata kuliah Strategi Dakwah digabung Manajemen Dakwah. Dengan adanya Kuliah Umum ini diharapkan, para peserta kuliah umum khususnya Mahasiswa IIQ bisa menyimak dengan baik, terkait strategi apa saja yang akan digunakan dalam mensyiarkan Agama Islam. Sebagai ulama muda harapan umat, Dr. KH. M. Asrorun Ni’am Sholeh, MA. diharapkan menjadi motivasi bagi Mahasiswa dan para Dosen untuk mengambil hikmah dan tauladan, apa yang telah dilakukan oleh Kiayi Ni’am berperan di berbagai bidang dan menunjukkan bahwa ilmu Allah itu sangat luas.” Demikian sambutan Warek 1 sekaligus membuka secara resmi Kuliah Umum Prodi KPI Semester Genap Tahun Ajaran 2020/2021.
Begitupun, sambutan yang disampaikan oleh Dekan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Dr. H. Muhammad Ulinnuha, Lc., MA. menyampaikan keresahannya ke dalam dua faktor; internal dan eksternal. “Tantangan dunia dakwah hari ini semakin berat. Secara internal, kita mengalami berbagai persoalan dari aspek mad’u atau objek dakwah, yang hari ini kita hadapi adalah manusia-manusia yang hidup di era milenial yang memiliki karakter hidup yang berbeda dengan generasi manusia zaman dulu. Generasi sekarang ini lebih kepada sesuatu yang instan dan simple. Tetapi, di saat yang sama mereka malas membaca tapi kritis. Maka, materi yang akan diberikan kepada generasi muda sekarang ini, harus bisa dikemas dengan sedemikan rupa, tidak seperti tema zaman dahulu yang hanya satu arah. Sekarang, dibutuhkan kreatifitas yang luar biasa. Secara eksternal, ada di luar dari agama kita semacam Islamophobia. Di Luar Negeri (Eropa atau Barat) secara umum. Orang menilai kita agama teroris, bahkan ketakutan dengan muslimin itu sendiri. Karena, ada yang mendakwahkan Islam dengan cara radikal atau ekstrem. Dan ini catatan untuk generasi muda, punya “PR” dalam berdakwah Islam di era sekarang ini maupun di tengah-tengah masyarakat”. Demikian paparannya.
Demikian juga yang disampaikan oleh Dr. KH. M. Asrorun Ni’am Sholeh, MA, selaku narasumber “dibalik musibah ada faedah dan hikmah yang bisa diambil. Di antara hikmah dari pandemic Covid-19 yang kita alami hari ini adalah akses dan pemanfaatan teknologi digital yang bersifat meluas, massif dan akseleratif. Artinya, percepatan pemanfaatan teknologi digital melahirkan budaya baru di tengah masyarakat, masyarakat transformative, yang mempengaruhi sikap, pola perilaku, dan juga budaya masyarakat; termasuk dalam hal praktek keagamaan dan relasi sosial kemasyarakatan kita.” Demikian paparannya terikait musibah dan pemanfaat media elektronik.
Dalam hal ini, beliau juga menyampaikan karaktersitik generasi milenial “ada lima karakteristik generasi milenial di antaranya melek teknologi, bergantung pada mesin pencari, learning by doing, tertarik pada multimedia, membuat konten internet”. Kemudian beliau juga menyampaikan perubahan yang terjadi di masyarakat yang begitu cepat “setidaknya ada tiga prinsip yang harus diperhatikan dalam merespons perubahan masyarakat yang begitu cepat, yang tidak jarang perubahan tersebut menggeser nilai-nilai keluhuran yang telah kita miliki. Ada tiga prinsip tersebut. Pertama, mempertahankan nilai-nilai lama yang baik. Kedua, mengambil nilai-nilai baru yang lebih baik. Ketiga, melakukan penemuan dan inovasi menuju kondisi lebih baik dan lebih baik.” Maka beliau menghimbau juga kepada kaum muda untuk membangun sunnah hasanah bukan sunnah sayyi’ah “Inovasi yang digunakan untuk kemaslahatan umat manusia atau sunnah hasanah. Inovatornya memperoleh pahala atas inovasinya dan pahala orang yang memperoleh manfaat inovasi yang kita lakukan. Bukan sebaliknya, jika kita memiliki keahlian, lantas kita membuat inovasi yang menjadi sarana orang lain berbuat kemaksiatan (sunnah sayyi’ah), maka kita berdosa atas inovasi yang kita lakukan, dan terkena dosa atas kemaksiatan yang dilakukan orang karena memanfaatkan hasil inovasi kita.” Setelah paparan materi, dilanjutkan tanya jawab (diskusi).
Tujuan diadakannya kuliah umum secara virtual ini dengan tema “Strategi Dakwah Kaum Muda di Era Wabah” akhirnya menjawab keresahan Bapak Dekan dan para peserta. Bagaimana strategi yang bisa digunakan dan diterima oleh masyarakat atau jamaah di semua kalangan, khususnya kaum milenial. Kemudian juga menjadi tantangan bagi kita semua bagaimana caranya mengemas materi dakwah yang akan disampaikan dengan cara yang menarik dan bisa diterima di semua kalangan masyarakat. Bukan dan atau tanpa menggurui tetapi, lebih kepada mengajak pada kebaikan. Amar ma’ruf nahi munkar.