Matangkan Rencana Riset Kolaboratif dan Seminar Internasional, Dekan FUD Bersama Delegasi “1000 Cahaya Indonesia” Beraudiensi dengan KBRI dan IIAU Tashkent
Tashkent- Dekan FUD bersama delegasi program “1000 Cahaya Indonesia untuk Amirul Mukminin Imam Bukhari” melakukan audiensi dengan KBRI Tashkent pada Senin (17/02) pukul 10.00 hingga 12.00 waktu setempat. Delegasi diterima langsung oleh Konsuler KBRI, Yudi Alamin.
Dalam pertemuan tersebut, Ismatu Ropi, selaku ketua delegasi menyampaikan rencana riset kolaboratif, seminar internasional tentang kontribusi Imam Bukhari dan rencana pembangunan taman Soekarno.
“Kami hadir bersama seluruh delegasi untuk mematangkan rencana riset kolaboratif, seminar internasional tentang Imam Bukhari dan pembangunan taman Soekarno. Kami berharap agar KBRI berkenan untuk mendukung kesuksesan acara tersebut,” tuturnya.
Sementara itu, Rofi Zardaida, Editor in Chief Kalimantan Post, dalam paparannya menyatakan rangkaian acara tersebut merupakan bagian dari program 1000 Cahaya Indonesia untuk Imam Bukhari. Direncanakan akan dihelat pada bulan Oktober 2025 dalam rangkaian menyambut Sumpah Pemuda.
“Kita rencanakan acara ini berlangsung antara 20-28 Oktober 2025 untuk menegaskan semangat sumpah pemuda dalam membangun jembatan persaudaraan antara Indonesia dan Uzbekistan,” terangnya.
Sementara itu, Yudi Amilin, Konsuler KBRI, menyambut posisitif gagasan tersebut. “Ini adalah inisiatif yang sangat mulia dan positif. Sebab hubungan Indonesia-Uzbek sudah berlangsung lama, sejak presiden Soekarno datang ke sini tahun 1956. Kami siap mendukung, semoga acaranya berlangsung dengan baik dan sukses,” jelasnya.
Di sela-sela diskusi ringan, Dekan FUD, Muhammad Ulinnuha, juga menegaskan bahwa rencana ini sangat baik, untuk merajut kembali relasi intelektual antara ulama Indonesia dengan Uzbekistan. Sebagaimana diketahui bahwa penyebar Islam di Nusantara, khususnya Walisongo, banyak yang berasal dari Samarkand.
“Syekh Ibrahim Asmoroqondi, ayah Sunan Ampel, adalah ulama yang berasal dari sini (Samarkand, Uzbekistan). Abu Laits as-Samarqandi, penulis Tanbihul Ghafilin, Imam Bukhari, Imam Tirmidzi, Imam ad-Darimi, Imam al-Maturidi, al-Farabi, az-Zamakhsyari, adalah sejumlah ulama Uzbek yang banyak berjasa pada Islam Indonesia,” jelasnya.
Setelah beraudiensi dengan KBRI, delegasi bertemu dengan pimpinan International Islamic Academy of Uzbekistan (IIAU) Tashkent. Tepat pukul 14.30 waktu setempat, delegasi diterima di ruang meeting oleh Wakil Rektor Bidang Penelitian Ilmiah dan Inovasi, Islamov Zohidjon Mahmudovich, Dekan Fakultas Islamic Studies, Zokir Ruziyev, dan sejumlah pimpinan kampus.
Dalam sambutannya, Islamov Zohidjon menyampaikan rasa senang dan bangga atas inisiasi riset kolaboratif dan seminar internasional tentang warisan Imam Bukhari dan mendukung kegiatan dimaksud.
“Saya senang dan mendukung rencana tersebut. Semoga kegiatannya dapat berjalan dengan baik dan bisa terus kita kembangkan lagi di kemudian hari,” ungkapnya.
Pada kesempatan lain, Dekan FUD IIQ Jakarta berbicara kepada Dekan Islamic Studies, Zokir Ruziyev, tentang rencana kerjasana antara IIQ dan IIAU dan ia pun menyambut baik.
“Silahkan dibuat suratnya, nanti akan kita tindaklanjuti,” terang Dekan yang juga alumnus Cairo University ini. [MU]



