Pascasarjana IIQ Gelar Seminar Internasional: Al-Qur’an dan Perdamaian Dunia

Jakarta, 21 Mei 2025 – Dalam upaya mendalami ajaran perdamaian dalam Al-Qur’an, pascasarjana Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta sukses menyelenggarakan Seminar Internasional bertajuk Al-Qur’an dan Perdamaian Dunia pada Rabu (21/5). Seminar ini diikuti oleh para akademisi, mahasiswa, dan peserta dari berbagai negara, yang sama-sama ingin memahami lebih dalam pesan-pesan perdamaian yang terkandung dalam kitab suci Al-Qur’an, serta aplikasinya dalam dunia yang penuh dengan konflik.

Seminar yang berlangsung di aula utama IIQ Jakarta ini akan menghadirkan ulama besar dan cendekiawan ternama sebagai narasumber. Beliau adalah Syaikh Dr. Muhammad bin Ali Ba’tha Al-Du’aini, seorang pakar dari Universitas Imam Syafi’i Al-Mukalla, Hadramaut, Yaman, yang memberikan pencerahan mendalam tentang hubungan antara Islam dan perdamaian.

Acara yang dimulai pukul 09.00 WIB ini dihadiri oleh berbagai kalangan akademisi, mahasiswa, serta peserta dari luar internal IIQ. Seminar dibuka dengan sambutan dari Rektor IIQ Jakarta, Ibu Associate Prof. Dr. Nadjematul Faizah, SH., M.Hum., yang mengajak seluruh peserta untuk menggali lebih dalam makna perdamaian yang terkandung dalam Al-Qur’an. Menurut Rektor, sebagai umat manusia, kita memiliki tanggung jawab untuk menjadikan ajaran-ajaran Al-Qur’an sebagai dasar dalam menciptakan perdamaian, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam hubungan antarbangsa.

“Al-Qur’an sebagai sumber utama ajaran Islam mengajarkan nilai-nilai kedamaian, toleransi, dan keadilan yang harus menjadi pedoman dalam kehidupan bersama. Melalui seminar ini, kami berharap dapat membuka ruang diskusi yang konstruktif dan mempererat kerja sama antar akademisi serta praktisi untuk mewujudkan dunia yang damai berdasarkan ajaran Al-Qur’an”.

Syeikh Dr. Muhammad Bin Ali Ba‘athiyah Ad-Dau’ani, seorang pakar tafsir ternama, dalam paparan beliau, menegaskan bahwa agama Islam sejatinya adalah agama perdamaian. Nabi Muhammad SAW sebagai pemimpin umat, menurutnya, adalah teladan utama dalam menyebarkan nilai-nilai damai. Bahkan kelak di Surga, ketika para hamba bertemu, mereka akan saling mengucapkan salam perdamaian sebagai bentuk ukhuwah dan cinta kasih yang abadi.

Syaikh Dr. Muhammad juga membagikan kisah inspiratif yang menunjukkan sikap Nabi Muhammad SAW dalam menghadapi perbedaan dan konflik. Ketika seorang Yahudi kabur dan kemudian tertangkap kembali, Nabi menyambutnya dengan wajah penuh damai, sebuah sikap yang di luar dugaan sang Yahudi dan menggambarkan betapa pentingnya perdamaian dalam ajaran Islam.

Selain itu, Syaikh Dr. Muhammad menggarisbawahi pentingnya doa dan permohonan perdamaian yang rutin dilakukan setiap akhir dan awal bulan. Baginya, perdamaian bukan hanya sebuah tujuan, tetapi merupakan manhaj inti dalam Islam yang harus dijalankan oleh setiap umat. Seminar ini diharapkan menjadi ajang memperkuat pemahaman bahwa Al-Qur’an dan ajaran Nabi Muhammad SAW menjadi sumber inspirasi perdamaian dunia.

Selain sesi diskusi, acara ini juga mencakup penandatanganan MoU (Memorandum of Understanding) antara IIQ Jakarta dan Universitas Imam Syafi’i Al-Mukalla, Hadramaut, Yaman, yang diharapkan dapat memperluas jaringan kerjasama dan upaya pengembangan institusi. MoU ini diharapkan menjadi langkah awal yang strategis untuk mempererat hubungan akademik antar lembaga di Indonesia dan luar negeri.

Acara ini ditutup dengan sesi tanya jawab yang dipandu oleh Moderator Muhammad Farabi Izzuddin, mahasiswa semester 2 Program Magister IIQ Jakarta, yang memberi kesempatan kepada peserta untuk berinteraksi langsung dengan narasumber. Peserta seminar sangat antusias mengajukan pertanyaan terkait tema perdamaian dalam Al-Qur’an.

Harapan besar dari acara ini adalah agar ilmu yang diperoleh tidak hanya menginspirasi dunia akademik, tetapi juga memberikan kontribusi untuk menciptakan dunia yang lebih damai.

Selain itu, seminar juga menghadirkan sejumlah akademisi dan cendekiawan berikut: Dr. Ade Naelul Huda, Dr. Muhammad Azizan Fitriana, Dr. Ahmad Shukri, Dr. Samsul Ariadi, Dr. Ziyad Al-Haq, Dr. Al-Razi Hashim dan Dr. Abdullah Syafi’i.

Syekh Muhammad Ba’athiyah merupakan seorang ulama besar yang memiliki nama lengkap Muhammad bin Ali bin Muhammad bin Sa’id bin Abdullah Ba’athiyah Ad-Dau’ani. Beliau lahir pada bulan Rabiul Awal 1380 H / 1960 M di Desa Qorn Bahakim, salah satu pedesaan di lembah Dau’an bagian kanan Hadramaut, Yaman. Saat ini beliau adalah Rektor Universitas Imam Syafi’i, Yaman.

Sebagaimana diketahui bahwa Sayyidi Syeikh Dr. Muhammad Ba’athiyah saat ini sedang melakukan safari dakwah di Indonesia. Beliau telah mengunjungi berbagai Lembaga Pendidikan dan Pondok Pesantren di berbagai kota. (FP)