76e47a85-79de-4f4d-b6d8-5469e9d79397

Pascasarjana IIQ Jakarta Selenggarakan Seminar International, Narasumber Bahas I’jaz Al-Qur’an

Pascasarjana Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta menyelenggarakan seminar International tentang I’jaz Al-Qur’an selama dua hari pada hari Kamis-Jumat (16-17/02/2023).

Seminar hari pertama (16/02) diisi oleh narasumber dari dosen internal IIQ Jakarta yaitu bapak Dr. Abdul Muhaimin Zen, M. Ag, bapak M. Ziyadul Haq, SQ, SH, MA, Ph. D, bapak Dr. Ahmad Syukron, MA, bapak Dr. Samsul Ariyadi, M. Ag dan ada juga alumni IIQ Jakarta yaitu bapak Wahyudi, M. Ag.

Pada kesempatan ini, bapak M. Ziyadul Haq, SQ,SH, MA,Ph.D menyampaikan bahwasanya membumikan I’jaz Al-Quran mencakup arahan, panduan serta tantangannya di masa kini.

Kata Dr Ziyad, “Beberapa hal menarik yang melatarbelakangi pentingnya kita membahas tema i’jaz ini, yaitu, (1) kontekstualisasi terhadap nilai dan kandungan Al-Quran yang relevan dengan zaman kita, (2) memilah dan memilih i’jaz mana yang bisa di elaborasi lebih lanjut sesuai kondisi kita saat ini, (3) membumikan I’jaz AlQuran agar bisa dirasakan oleh umat Islam Indonesia dan (4) orang dari disiplin ilmu lain yang tertarik untuk menggali ijaz Al-Qur’an, khususnya ijaz Al adady”

Lanjutnya, I’jaz adady’ ialah apapun yang ada dalam Al-Quran yang terkait dengan isyarat fenomena alam semesta yang didapatkan dengan cara menjalani proses perhitungan atau pertalian angka yang terjadi antar huruf, antar kalimat dan ayat yang tidak bisa dilakukan oleh kita.

Dr Ziyad kemudian juga membahas hal-hal yang harus diperhatikan dalam membahas, mengkaji ataupun meneliti i’jaz AlQuran, diantaranya haruslah melibatkan unsur yang sifatnya tauqifi, memperhatikan perbedaan jumlah angka AlQuran dikalangan para ulama, juga memperhatikan hasil istinbath yang tidak boleh bertentangan dengan apa yang sudah disepakati dalam Al-Qur’an sendiri.

Sementara itu, Dosen Pascasarjana IIQ bapak Dr. Ahmad Syukron membahas I’jaz Al-Qur’an dalam elastisitas fungsi ayat. Dr Syukron mengungkap adanya Pro kontra pada ijaz Al-Qur’an. Diantara kontranya datang dari salah satu tokohnya yaitu Muhammad Abu farakh (latar belakang Wahabi) yang menyatakan bahwa mukjizat adady itu adalah bid’ah karena dikait-kaitkan dikarang-karangkan tentang angka dalam Al-Qur’an yang sebetulnya Allah tidak mengungkapkan seperti itu.

Beliau juga memberi contoh pada Surah Al hujuraat ayat 13 yang menurutnya memiliki makna yang sangat luas, kelenturan fungsi.

Diantara bukti elastisitas ayat, kata Dr. Syukron adalah dalil penciptaan manusia, dalil prinsip interaksi dan komunikasi, dalil keragaman manusia dan humanisme, dalil universality, egality, equality, fraternity, dalil prinsip oversee supervise.

“Kita sebagai seorang akademisi yang konsen terhadap Al-Q’uran tentu bisa membuktikan bahwa i’jaz Al-Qur’an itu ada. Juga harus diantisipasi, pemahaman tentang skeptis harus bisa dikikis. Jadi tidak hanya melihat, membiarkan dan mengabaikan pendapat pendapat yang mengurangi nilai ijaz Al-Qur’an. Beliau juga menyebutkan bahwa menjadi PR besar bagi para akademisi yakni, seperti apasi pembuktiannya.” Tuturnya.

Kita juga digaungkan untuk mencermati i’jaz AlQuran lebih mendalam, agar kita bisa mengeksplor bahwa Al-Quran itu adalah kitab yang bukan saja sebagai petunjuk memang sesuatu yang istimewa dan luar biasa. “Puncak dari ijaz Al-Qur’an itu you believe in God, anda percaya terhadap Tuhan itulah puncak dari i’jaz AlQuran” Tegasnya.

Narasumber lainnya Dr Muhaimin Zen, memaparkan pada seminar ini bahwa tidak semua orang mudah menerima apa yang disampaikan Al-Qur’an, banyak ditentang orang-orang orientalis non muslim. Adapun misi orientalis yakni mencari-cari kelemahan AlQuran, umat Islam, dan tidak rela dengan kebesaran dan keagungan Al-Qur’an. (FP)

014b5596-9cff-4a5d-9816-32099d70b275

76e47a85-79de-4f4d-b6d8-5469e9d79397

a0fee308-ffb3-4f89-949b-0b277fd50233