PSW IIQ Adakan Pelatihan Table Manner

Sabtu, 21/12/2013. Badan Eksekutif Mahasiswa Institut Ilmu al-Qur’an (IIQ) Jakarta bekerjasama dengan Pusat Study Wanita (PSW) IIQ mengadakan Table Manner di Hotel Grand Zuri di daerah BSD City Tanggerang. Table Manner ini dibimbing langsung oleh Ibu Dr. Hj. Nadjematul Faizah, S.H., M.Hum., ketua Pusat Studi Wanita (PSW) IIQ. Acara ini merupakan lanjutan dari pelatihan “Etika dan Kepribadian” yang telah diselenggarakan pada 02/11/2013 lalu di aula PETA IIQ Jakarta. Peserta yang ikut merupakan peserta yang sudah terdaftar sewaktu mengikuti pelatihan tersebut.

Berangkat dari Pesantren Takhasus IIQ Jakarta pukul 08.30 sampai di hotel pukul 11.00 WIB. Telat satu jam dari waktu yang telah ditetapkan. Sesampai dihotel disambut dengan senyuman dari waiters seraya menyuguhkan jus orange yang segar. Ada yang mengambil jus dan ada juga yang menolaknya. Peraturannya jus boleh diminum diluar ruangan sambil berbincang-bincang dengan teman dan menunggu tamu yang belum datang.

Rangkaian kegiatan dalam acara Table Manner ini yang pertama yaitu pembukaan bersama dengan pihak Hotel yang disampaikan oleh bapak Zulkarnaen Ginting sekaligus merangkap menjadi tutor Table Menner. Setelah itu, mahasiswa beserta dosen pembimbing melakukan praktek Table Manner yang telah disampaikan. Mulai dari tata cara makan hingga tata cara minum. Mereka mempraktekannya secara langsung dengan alat yang biasanya dipakai dalam kegiatan nyata di hotel.

Pertama yang disajikan yaitu Apetizer (Thai Beef Sald/Mix fresh raw vegetables and beef with dressing sauce), kemudian Soup (Chowder Saffron Soup/Fresh and creamy soup filled with hearty chopped salmon and saffron flavour)Main Corse (Tenderloin Togarashi/Grilled Australian Beef with Seven Japanes Spice, served with pomme william potatoes, vegetables and mushroom bechamel), dan yang terkahir Dessert (Anglaise Fruits Coctail in Creps/Peach, Strawberry, Red Cerry and Kiwi, served with vanilla ice cream). Disela-sela Table Manner, diadakan sesi tanya jawab dan diajarkan juga seolah-olah sedang mengadakan perbincangan dengan rekan yang berada di satu meja. Hal ini bertujuan agar pada suatu saat nanti jika mendapat undang dalam jamuan makan oleh rekan kerja, maka tidak akan menjadi kaku atau salah tingkah.

Budaya makan secara formal sudah ada sejak zaman dahulu, bahkan Napoleon Bonaparte mempunyai suatu kiasan yang mengatakan “Kalau Anda ingin mengetahui karakter seseorang Anda dapat melihat dari cara seseorang itu makan dan hidangan apa yang disantapnya”. Dan sampai saat ini makan bukan saja menjadi kebutuhan dasar untuk dapat bertahan hidup sehari-hari akan tetapi sudah berkembang menjadi suatu sarana untuk bersosialisasi. (KIP) /* Style Definitions */ mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin-top:0in; mso-para-margin-right:0in; mso-para-margin-bottom:10.0pt; mso-para-margin-left:0in; line-height:115%; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:”Times New Roman”; mso-fareast-theme-font:minor-fareast; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin;}

 

sumber: www.pesantreniiq.or.id