Tingkatkan Kolaborasi Ilmiah, FUD IIQ Jakarta Gandeng FUAD UIN Pekalongan Perkuat Dakwah Quran di Era Digital

Pekalongan, 23 Oktober 2025 – Fakultas Ushuluddin dan Dakwah (FUD) Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta dan Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah (FUAD) UIN K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) Pekalongan menandatangani nota kesepahaman (MoU) dalam rangka memperkuat pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi, meliputi pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Kegiatan yang digelar di Aula FUAD Pekalongan ini diawali dengan sambutan Dekan FUAD, Dr. Tri Astutik Hartati, M.Ag., yang menegaskan pentingnya sinergi dan kolaborasi antar perguruan tinggi, terutama di era digital.

“Kerja sama ini menjadi langkah strategis dalam membangun jejaring keilmuan dan memperkuat peran kampus dalam menjawab tantangan zaman. Di era digital, kolaborasi bukan lagi pilihan, tetapi kebutuhan,” ujar Dr. Tri Astutik dalam sambutannya.

Usai penandatanganan MoU, acara dilanjutkan dengan Seminar Nasional Keushuluddinan bertema “Gen Z Qur’ani; Menguatkan Nalar Spiritual, Menghidupkan Nilai-nilai Al-Qur’an dan Hadis di Era Digital.”

Seminar ini menghadirkan dua narasumber utama, yaitu Dr. H. Muhammad Ulinnuha, Lc., M.A. (Dekan FUD IIQ Jakarta) dan Prof. Dr. H. Ahmad Amir Aziz, M.Ag. (Guru Besar Tasawuf UIN Mataram). Acara dimoderatori oleh Dr. Moh. Nasrudin, M.Pd., dan diikuti oleh ratusan mahasiswa FUAD UIN Pekalongan, berlangsung dari pukul 08.00 hingga 13.00 WIB.

Dalam paparannya, Dr. Ulinnuha menyoroti dua tantangan besar yang dihadapi Generasi Z dalam memahami Al-Qur’an dan Hadis, yaitu pada aspek pemahaman dan implementasi.

“Generasi digital cenderung memahami teks keagamaan secara instan, sehingga mudah terjadi misunderstanding. Selain itu, keengganan mengaplikasikan pesan utama Al-Qur’an dan Hadis seperti keadilan, amanah, ihsan, dan persaudaraan menciptakan problem serius yang perlu ditangani bersama,” jelasnya.

Sementara itu, Prof. Ahmad Amir Aziz menekankan pentingnya pendekatan interdisipliner dan multidisipliner dalam membaca teks keagamaan.

“Kita perlu menghindari cara pandang yang tekstual dan rigid. Nilai spiritual harus terus dihidupkan dalam era digital secara terprogram dan sistematis,” ujarnya.

Acara tersebut turut dihadiri oleh jajaran Wakil Dekan FUAD, para Kaprodi, serta sivitas akademika UIN Gus Dur Pekalongan. Dengan terjalinnya kerja sama ini, kedua fakultas berharap dapat memperkuat komitmen dalam pengembangan keilmuan Islam yang adaptif terhadap perubahan zaman serta berorientasi pada kemaslahatan umat. [MU]