Warek III IIQ Isi Materi tentang Membangun Karakter Unggul Mahasiswa Penghafal Al-Qur’an di IIQ Jakarta

Jakarta, 3 September 2025 – Dalam rangka Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta tahun 2025, Ibu Dr. Hj. Mutmainnah, S.Th.I., M.A., Wakil Rektor III IIQ Jakarta Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kerjasama, menyampaikan materi bertajuk “Membangun Karakter Unggul dengan Al-Qur’an: Perspektif Mahasiswa Penghafal Al-Qur’an” kepada mahasiswa baru IIQ Jakarta. Acara yang berlangsung di Pesantren Takhassus IIQ Jakarta ini bertujuan untuk membentuk karakter unggul pada mahasiswa, khususnya mereka yang merupakan penghafal Al-Qur’an, dan menjadikan Al-Qur’an sebagai landasan dalam kehidupan akademik dan pribadi.

Ibu Dr. Mutmainnah menjelaskan bahwa karakter merupakan cerminan nilai moral, akhlak, dan perilaku sehari-hari yang harus ditanamkan dalam diri setiap mahasiswa. Beliau menegaskan bahwa hafalan Al-Qur’an akan lebih bermakna apabila disertai dengan pengamalan karakter mulia. Mahasiswa penghafal Al-Qur’an harus menjaga lisan dari perbuatan ghibah, disiplin dalam muroja’ah, serta mengutamakan nilai moral yang sejalan dengan ajaran wahyu.

Beliau kemudian memaparkan bahwa karakter unggul adalah kunci utama agar ilmu Al-Qur’an tidak hanya menjadi hafalan semata, tetapi juga berfungsi sebagai bekal dalam kehidupan dunia dan akhirat. Para mahasiswi penghafal Al-Qur’an dihormati karena mereka tidak hanya memegang hafalan, tetapi juga mengaplikasikan nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.

Dr. Mutmainnah menguraikan tujuh pilar karakter unggul yang harus dimiliki mahasiswa penghafal Al-Qur’an: integritas, semangat belajar, empati sosial, keberanian, tanggung jawab dan disiplin, optimisme realistis, serta kemandirian dan kreativitas. Masing-masing pilar ini dijelaskan dengan contoh konkret yang bisa diterapkan dalam kehidupan akademik maupun sosial. Misalnya, integritas tercermin dalam menolak kecurangan meski tekanan akademik besar, serta keberanian untuk mengungkapkan kebenaran meskipun sulit. Empati sosial, kata beliau, terlihat dalam sikap perhatian terhadap sesama, termasuk membantu teman yang membutuhkan tanpa pamrih.

Pilar lainnya adalah keberanian menghadapi tantangan. Ibu Dr. Mutmainnah menegaskan bahwa kehidupan mahasiswa, terutama bagi penghafal Al-Qur’an, penuh dengan ujian dan tantangan. Untuk itu, mereka dituntut untuk tetap istiqamah dalam muroja’ah dan berani tampil di hadapan publik untuk berdakwah atau mengikuti lomba-lomba akademik. Tak kalah penting, mahasiswa harus memiliki tanggung jawab dan disiplin dalam membagi waktu antara kuliah, hafalan, dan organisasi.

Selain itu, Dr. Mutmainnah juga menyoroti pentingnya optimisme realistis, yaitu kemampuan melihat sisi positif meski dalam keadaan sulit, serta kemandirian dan kreativitas dalam menciptakan sistem pendukung belajar yang efektif, seperti buddy system atau membuat konten dakwah kreatif.

Di akhir materinya, Dr. Mutmainnah menekankan bahwa karakter unggul yang terlahir dari nilai-nilai Al-Qur’an mencakup integritas, kesabaran, keadilan, amanah, empati, disiplin, dan kemandirian. “Hafal Qur’an adalah anugerah, berakhlak Qur’an adalah pilihan,” tutupnya, mengingatkan mahasiswa baru IIQ Jakarta bahwa hafalan Al-Qur’an akan bermakna apabila disertai dengan karakter mulia yang diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. (FP)