IIQ Jakarta Didorong Jadi Pelopor Kurikulum Berbasis Cinta dan Ekoteologi
Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Kementerian Agama Prof Sahiron Syamsuddin mendorong sivitas akademika Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta untuk menjadi pelopor kurikulum berbasis cinta dan ekoteologi, sebagai bagian dari moderasi beragama, dengan cara terus mengembangkan gagasan tersebut. Hal ini dikatakannya saat menyampaikan Orasi Ilmiah pada Sidang Senat Terbuka Wisuda Sarjana Ke-26, Magister Ke-19, dan Doktor Ke-5 IIQ Jakarta di Auditorium Universitas Terbuka Pamulang, Tangerang Selatan, Kamis (18/9/2025).
“Kita berdoa semoga IIQ terus maju, memberikan keberkahan bagi bangsa dan negara, serta dosen dan tenaga kependidikannya mendapat pahala yang berlimpah, sukses di dunia dan akhirat,” ujarnya.
Prof Sahiron menjelaskan, kebijakan Kemenag saat ini melanjutkan gagasan ekoteologi dan kurikulum berbasis cinta sebagai bagian dari moderasi beragama yang telah digulirkan oleh Menag periode 2014-2019, Lukman Hakim Saifuddin.
Menurutnya, kurikulum berbasis cinta berakar dari mahabbah lillah (kecintaan kepada Allah), yang tercermin dalam keimanan, ketauhidan, serta kesadaran spiritual melalui zikir dan husnudzan kepada Allah.
“Mahabbah lillah akan melahirkan kecintaan kepada sesama manusia (mahabbah linnas) dan kecintaan kepada alam semesta (mahabbah lil ‘alamin),” jelas Guru Besar Ilmu Tafsir UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini.
Ia menekankan bahwa semangat cinta kepada Allah, manusia, dan alam harus menjadi landasan utama pendidikan di IIQ Jakarta. Dengan demikian, lulusan yang dihasilkan bukan hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga berakhlak mulia dan peduli lingkungan.
“Moderasi beragama dan kurikulum berbasis cinta bertujuan menjadikan manusia sebagai insan kamil, yang berakhlak baik kepada Allah, sesama manusia, dan alam semesta,” terangnya.
Ia menegaskan bahwa lembaga pendidikan memiliki dua tugas utama, yakni mentransfer ilmu pengetahuan dari dosen kepada mahasiswa dengan beragam metode, serta mengembangkan ilmu pengetahuan agar terus relevan dengan tantangan zaman.
Peduli lingkungan
Sebelumnya, Rektor IIQ Jakarta Hj Nadjematul Faizah dalam laporannya mengatakan bahwa tema wisuda tahun ini yakni Menjaga Bumi, Merawat Kehidupan: Inspirasi Al-Qur’an dan Perempuan, dipilih untuk menegaskan kepedulian IIQ Jakarta terhadap isu lingkungan dan peran penting perempuan sebagai penjaga kehidupan.
“Pemeliharaan lingkungan hidup harus menjadi bagian dari iman dan panggilan kemanusiaan kita semua,” tegasnya, mengutip pandangan Prof Ali Yafie, Rektor kedua IIQ Jakarta periode 2002-2005.
Menurut Najma, sapaan akrabnya, tema wisuda tahun ini sangat relevan dan penting dengan tantangan global. Kerusakan lingkungan hidup, perubahan iklim, dan krisis ekologi telah menjadi masalah kemanusiaan bersama.
“Al-Qur’an dengan tegas mengingatkan kita agar tidak membuat kerusakan di muka bumi setelah Allah memperbaikinya. Dalam konteks ini, peran perempuan menjadi sangat penting, karena merekalah penjaga kehidupan, pendidik generasi, sekaligus agen perubahan sosial,” tandas Najma.
Hadir dalam wisuda tersebut Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) Kemenag RI, Prof Sahiron Syamsuddin yang didaulat menyampakan orasi ilmiah. Hadir juga Kopertais Wilayah I DKI Jakarta-Banten, Ketua Dewan Pembina Yayasan IIQ Jakarta Lukman Hakim Saifuddin, Ketum Yayasan IIQ Jakarta Rully Chairul Azwar, Ketua Senat IIQ Jakarta Prof Abdul Wahab Abdul Muhaimin, dan para tamu undangan.