Dirjen

Dirjen Bimas Islam: IIQ Jakarta Melahirkan Para Mujahidah Pemberantas Buta Aksara Al-Quran

Berita IIQ Online InstitutIlmu Al-Quran (IIQ) Jakarta bekerja samadengan Kementerian Agama RI menyelenggarakan kegiatan Pengajian Masyarakat Intelektual dengan temaœPeran Perempuan Dalam Gerakan Pemberantasan Buta Aksara Al-Quran di Aula Utama Kampus IIQ Jakarta, Rabu (30/11/16).

Seminar yangdibuka oleh Direktur Penerangan Agama Islam Bimas Islam Kemenag RIDr. Muchtar Ali, M.Hum ini, menghadirkan dua nara sumber yaitu Prof. Dr. AbdulJamil, MA, Direktur Jenderal Bimas Islam Kemenag RI dan Rektor IIQ Jakarta Prof. Dr. Huzaemah T.Yanggo, MA dengan Moderator Dr. Hj. Umi Khusnul Khotimah, MA.

Dalam sambutannya, MuchtarAli menyampaikan bahwa tempat dan peserta kegiatan seminarini sangatlah cocok dengan tema yang diusung. Diaberharap dari IIQ Jakarta akan melahirkanpara penggerak kegiatan pemberantasan buta aksara Al-Quran. Fakta menunjukkanbahwa 54 % umat Islam di Indonesia belum bisa membaca Al-Quran, oleh karena itu perlu dilakukan gerakan pemberantasanbuta aksara Al-Quran secara massif. Tentunyaini memerlukan kerja sama seluruh pihak,tak terkecuali lembaga-lembaga Al-Quran.

Nara sumber pertama,Prof. Dr. Abdul Jamil, MA., menyampaikan bahwa untuk mendukung gerakanpemberantasan buta aksara Al-Quran, Kemenag RI telah mencanangkan dua programbesar yaitu; Gemar Mengaji dan Magrib Mengaji.œAlhamdulillah, program Magrib mengaji disambut baik dan didukung oleh para Gubernurdan pemimpin daerah di seluruh nusantara, baik melalui Perda maupun edaran.Walikota Bandung pernah melaporkan kepadasaya bahwa 1.000 masjid di Kota Bandung telahmelaksanakan program Maghrib Mengaji urainya. Lebih lanjut ia juga menegaskanbahwa peran perempuan sangat strategis untuk isu ini, dandia meyakini bahwa dari rahim IIQ Jakarta akan lahirmujahidah-mujahidah para pemberantas buta aksara Al-Quran.œBuktinya, hari ini para mahasiswi sangatantusias mengikuti seminar ini, sampai-sampai aulanya tidak mampu menampungmahasiswi yang hadir, masya Allah pujinya.

 

Sementara itu, nara sumberkedua Prof. Dr. Hj. Huzaemah T. Yanggo, M.A., memaparkan peran IIQ Jakartasebagai penyemai bibit-bibit pejuang Al-Quran, baik sebagai hafiz, mufassir,sampai guru ngaji. œMahasiswi yang masuk ke IIQ ini rata-rata kalau keluar(lulus) mendirikan majlis talim, satu mahasiswi minimal mempunyai 100 santri,kalau alumni IIQ sudah ada sekitar 1500 orang saja, maka bisa kita bayangkan,berapa ribu orang yang bisa dibebaskan dari buta aksara Al-Quran oleh IIQpaparnya di akhir presentasinya. (RF)