1646636615

Ketua Umum Yayasan IIQ Hj. Harwini Joesoef Meninggal Dunia

_Innalillahi wa inna ilaihi rajiun_

Telah berpulang ke Rahmatullah Ibunda *Hj. Harwini Joesoef*, (Ketua Umum Yayasan IIQ Jakarta 1983-2018) Senin, pukul 07:32 di RS Abdi Waluyo. Lahir Bengkulu 6 Juli 1937 wafat Jakarta, 28 Februari 2022. Beliau putri dari pasangan Bapak H.M. Hasan (Menteri PU RI pada kabinet Ali Sastroamidjojo) dan Ibu Hj. Ramlah.

Semoga Allah ampuni seluruh dosanya, Allah terima semua amal ibadahnya. Serta keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran. Amin ya rabbal ‘alamin.

Jenazah disholatkan di Pesantren Takhassus “IIQ JAKARTA” Pukul 12.00 WIB. Dan Dimakamkan di pemakam keluarga di Bogor.

IIQ Berduka, Innalillah, Ibu Wien Meninggal  Dunia

Oleh Dr. Muh Ulinnuha Husnan

Rasanya belum lama ditinggal Ibu Prof Huzaemah. Kucuran air mata belum kering sepenuhnya. Hari ini kembali membuncah karena Ibu Harwini Joesoef kembali ke haribaan-Nya untuk selamanya.

Tadi pagi sekitar jam 07.32 WIB, Bu Wien (begitu panggilan akrab beliau) menghembuskan nafas terakhirnya di RS Adi Waluyo Jakarta, setelah sekitar seminggu menahan rasa sakit karena serangan virus corona.

Di musim pandemi ini, IIQ telah kehilangan dua sosok perempuan hebat. Yang pertama adalah Ibu Huzaemah, Rektor dan tokoh perempuan Indonesia, dan yang kedua adalah Bu Wien, salah satu pendiri, pewakaf, dan Ketua Umum Yayasan IIQ yg pertama.

Nama Bu Wien memang tak setenar Bu Huzaemah, tapi kiprah dan kontribusinya bagi IIQ sangat besar. Tanah di Pamulang yg dibangun pesantren Takhasus IIQ adalah wakafnya. Kendati demikian, beliau tetap terlihat bersahaja. Tangan kanan yg memberi, tangan kiri tak mengetahui. Itulah salah satu prinsip hidupnya.

Di atas tanah itu, dua tokoh perempuan IIQ dishalatkan untuk terakhir kali. Semoga ia menjadi saksi atas kebaikan dan dedikasi. Suatu waktu beliau pernah berkata:

“Dekat dengan IIQ membuat hidup saya diberkahi Allah. Juga banyak memberikan masukan dalam kehidupan saya, terutama dalam masalah kehidupan kerohanian saya. Dan ketika menghadapi masalah hidup, saya mendapatkan dorongan moril untuk bisa survive,” katanya.

Dalam menjalani hidup, Bu Wien juga selalu berpegang pada moto; “berusaha semaksimal mungkin dan menjadikan hidup agar berguna bagi diri sendiri, keluarga, dan orang-orang di seputarnya.”

Semoga dedikasi dan kiprah pada pemberdayaan perempuan dan Al-Quran melalui IIQ menjadi amal jariyah yang menerangi jalan menuju Ilahi. Selamat jalan wahai “Siti Khadijah” masa kini. Lahal Fatihah.

اللهم اغفر لها وارحمها وعافها واعف عنها وأكرم نزلها ووسع مدخلها واغسلها بالماء والثلج والبرد و نقه من الخطايا كما ينقي الثوب الابيض من الدنس وابدلها دارا خيرا من دارهاواهلا خيرا من أهلها وقها من فتنة القبر و عذاب النار واجعل الجنة مثواها والحقها بالصالحين

بسر الفاتحة…