658x460_236

Lawatan Ilmiah Rektor IIQ Jakarta Tahun 2014: ke Sudan

TIMUR TENGAH Selasa 15/04sampai dengan Senin 30/04, Rektor IIQ Jakarta, Dr. Ahsin Sakho Muhammad MAmelakukan lawatan ilmiah internasional ke Sudan dan Jeddah Arab Saudi. Di keduanegara Islam tersebut, rektor IIQ Jakarta menjadi narasumber seminarinternasional, melakukan kunjungan-kunjungan ilmiah plus menjalinkerjasama-kerjasama dengan perguruan Islam di sana, juga menghadiri konferensiinternasional.

Rabu 16/04, sehari setelah sampaidi Sudan, mula-mula rektor IIQ Jakarta bersilaturahmi ke Duta Besar RI untukSudan, Burhanuddin. Setelah itu, beliau melakukan kunjungan ilmiah ke RektorUniversitas Ulumul Quran Sudan, Dr. Ibrahim Nurrain. Tetapi karena IbrahimNurrain sedang tidak ada di tempat, rektor IIQ pun ditemui ketua SenatUniversitas, Said Sulaiman.  Padakesempatan ini, Ahsin selaku rektor menyampaikan tentang hubungan IIQ Jakartadengan Universitas Ulumul Quran Sudan yang selama ini terjalinn melalui MoUsejak beberapa tahun yang lalu, dan akan terus berlangsung sampai beberapatahun ke depan. Pihak Universitas Ulumul Quran Sudan pun menyambut hangatkunjungan rektor IIQ Jakarta ini. Apalagi ini adalah bukan kunjungan yang yangkedua kalinya, setelah kunjungan yang pertama pada tahun 2007/2008. Dalamkesempatan silaturrahim ilmiah ini, Rektor IIQ tidak lupa menyampaikanoleh-oleh khas IIQ –œMushaf Maqamtkepada Said Sulaiman, SenatUniversitas Ulumul Qurann Sudan.

Kamis, 17/04 Rektor IIQ Jakartamengadakan pertemuan persahabatan dengan rektor Universitas Islam InternasionalAfrika di Sudan. Pertemuan ini diselenggarakan, dengan pertimbangan, banyaknyamahasiswa Indonesia yang kuliah di Universitas ini. Dalam pertemuan iniUniversitas Islam Internasional Afrika Sudan bersedia bekerjasama dengan IIQJakarta. œMereka bersedia teken MoU dengan IIQ jelas Ahsin, selaku rektorkepada admin web IIQ. Menurutnya beliau mengusulkan lulusan IIQ Jakarta bisamelanjutkan studi di Universitas Afrika ini dengan gratis dan dapat beasiswa.

Di hari yang sama, rektor IIQjuga berkunjung ke Wazîr al-Irsyd wa al-AÃqaf Suddan (setara denganKementerian Agama RI). Dalam kesempatan berharga ini, Ahsin selaku rektormenyampaikan kepada Kementerian Agama Sudan, agar lebih memperhatikan tempattinggal atau asrama bagi para mahasiswa yang berasal dari Indonesia. Ini padapertemuan siang hari. Pertemuan kemudian dilanjutkan malam harinya, di manaAhsin selaku rektor IIQ diundang untuk menghadiri jamuan makan malam.

Selain itu, masih di hari yangsama, Kamis 17/04, pada sore hari, rektor IIQ berkunjung ke JamiyyatulQuran yang dipimpin Dr. Abdurrahman, dan juga bersilaturahmi menjumpaiDirektur Percetakan Mushaf di Sudan yang berencana akan mencetak mushafal-Quran dengan empat qirt.

Rektor IIQ Jakarta juga bersilaturahmiilmiah ke Syeikh Fatih, ulama dan tokoh Sudan yang berjasa menyebarkan Islam diYugaslavia. Dalam kesempatan ini Syeikh Fatih berpsean bahwa perjuangan untukkejayaan Islam, di berbagai penjuru dunia, tidak bileh terhenti, dan harusditeruskan.

Jumat, 18/04,  pagi hari, rektor IIQ Jakarta diminta PersatuanPelajar Indonesia (PPI) Sudan untuk menjadi narasumber dalam acara SeminarInternasional di Universitas Afrika dengan mengangkat tema Ittijhal-Hidiy fi al-Tafsîr wa Ahammiyatuhu fi Wqiin  al-Hadhir. Pada kesempatan inirektor IIQ dipanel dengan narasumber lain Dekan Fakultas Syariah UnivesitasAfrika Sudan.

Dari lawatan ilmiahnya di Sudan,Ahsin Sakho Muhammad menyatakan bahwa paling tidak ada tiga keuntungan belajarIslam di Sudan; Pertama, mendapatkan ilmu agama; Kedua, memperolehpengajaran dan tauladan kaum shufi di Sudan, yang memang dikenal sebagai negeriArab Islam yang paham tashawufnya tumbuh subur; Ketiga, kesederhanan.Kesederhanaan adalah salah satu pelajaran dan tauladan yang berharga yang dapatdiperoleh para pelajar Islam di Sudan.

Lebih lanjut Ahsin memaparkan; œDi Sudan,kesedrhanaan adalah menjadi pemandangan umum setiap hari. Kemewahan,gedung-gedung mewah sangat jarang di negeri ini. Di Ibu Kota Sudan, Kota Khortoum,cuma ada dua swlayan (supermarket). Orang-orang Sudan juga sangat ramah danpenuh tauladan dalam kehidupan sehari-hari. Mereka meyakini bahwa selainmeninggalkan al-Quran, Nabi Muhammad SAW juga meninggalkan uswatun hasanah(suri tauladan yang baik) bagi umat Islam. Karena itu keramahan dan akhlakmulia menjadi sangat menonjol di Sudan.

œKe depan Sudan siap melakukanperubahan untuk menuju dan menghadapi modernisasi dan globalisasi dunia, dengantetap berpegangg teguh pada nilai-nlai tradisional Islam. Pergerakanpengembangan al-Quran di Sudan juga terasa massif. Ini diantaranya ditunjukkanoleh pemerintah yang memberi keleluasan kepada Jamiyyah al-Qurn –lembagaswasta di Sudan yang konsen dengan kajian al-Quranuntuk bergerak memasyarakandan memajukan kajian al-Quran ke ranah dan wilayah mana saja dengan menempuhberbagai cara, lanjut Ahsin.

Ahsin juga menjelaskan: œYangmenarik juga, di Sudan tidak ada kekerasan yang mengatasnamakan agama. Sifatorang Sudan, pada dasarnya adalah mudah diajak kerjasama.

Selasa 24/04, Ahsin SakhoMuhammad sudah berada di Jeddah Arab Saudi, guna menghadiri Pertemuan al-Haiahal-Âlamiyah li Tahfizh al-Qurn. Kehadiran beliau inimengingat rektor IIQ Jakarta yang satu ini memang adhu muassis (anggotapendiri) dari organisai para penghafal al-Quran tingkat internasionaltersebut. Orang Indonesia lainnya yang hadir dalam acara tersbut adalah YusufManshir dan Selamet Syams dari Dar al-Quran milik Yusuf Manshur.

Rabu, 30/04, rektor IIQ Jakartakembali ke tanah air. Demikianlah lawatan ilmiah internasional Rektor IIQJakarta, tahun 2014. (Ali Mursyid)