Terbang ke Abu Dhabi, Rektor IIQ Jakarta Hadiri Konferensi International yang Bertajuk “Toleransi, Dari Kemungkinan Kepada Keniscayaan”

Rektor IIQ Jakarta Huzaemah Tahido Yanggo terbang ke Abu Dhabi pada Minggu, 8 Desember 2019 dalam rangka mengikuti Konferensi International yang bertajuk “Toleransi, Dari Kemungkinan Kepada Keniscayaan” (At-Tasamuh Minal Imkan ilal Ilzam /Tolerance From Possibility to Necessity) pada Senin-Rabu (9-11/12/2019) yang bertempat di Ritz Carlton, Abu Dhabi.

Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Forum Promosi Perdamaian dalam Masyarakat Islam (Muntadat Ta’zis Silmi fil Mujtama’at al-Islamiyah/Forum for Promoting Peace in Muslim Societies) yang dipimpin langsung oleh seorang ulama terkemuka dunia yakni Syaikh Abdullah Bin Bayyah. Diketahui bahwa acara ini digelar keenam kalinya oleh Pemerintahan Uni Emirat Arab.

Sebagaimana dilansir dari Republika.co.id disebutkan bahwa Konferensi tersebut dihadiri oleh sekitar 300 tokoh dari berbagai negara dan berbagai agama. Selain Rektor IIQ Jakarta, sejumlah tokoh dari Indonesia yang hadir dalam forum yang sama adalah Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Bapak Din Syamsuddin, hadir Prof Amany Lubis (rektor UIN Jakarta), Prof Amal Fathullah Zarkasyi (rektor Unida Gontor), KH Abdullah Jaidi (ketua MUI), dan Dr Zaitunah (dosen UIN Jakarta).

Konferensi sendiri dibuka oleh Putera Mahkota Abu Dhabi Mohammed bin Zayed bin Sultan Al Nahyan dengan menerima seluruh tamu langsung di istananya di Abu Dhabi.

Dalam konferensi tersebut dibahas beberapa aspek dari pengembangan budaya toleransi dalam kehidupan masyarakat majemuk, seperti formulasi baru toleransi, etika toleransi, peluang bagi perdamaian, dan Aliansi Keutamaan (Alliance of Virtous). Yang terakhir merupakan tajuk dari Deklarasi Washington yang disepakati pada Konperensi 2018.

Toleransi adalah sikap dan pandangan mengakui bahwa di antara masyarakat majemuk ada persamaan dan ada perbedaan. Toleransi adalah menghargai perbedaan disertai tenggang rasa terhadap perbedaan itu.

Menurut Ketua Dewan Pertimbangan MUI Din Samsuddin, Konperensi toleransi yang digaungkan di Abu Dhabi ini, membawa pesan kuat dan relevan dengan bangsa Indonesia yang memiliki kemajemukan. Untuk menjaga keutuhan, kerukunan, dan persatuan maka toleransi merupakan prasyarat mutlak. Dengan demikian, toleransi bukan sekadar kemungkinan tapi adalah keniscayaan. (FP)